203. Penggenapan dan paham akan Kitab Suci (Lukas 24:44-45)

(jangan lupa membaca teks ini terlebih dahulu!)

Ia berkata kepada mereka – 24:44
Luk 24:36-43 bercorak narasi/kisah. Mulai dengan ayat 44 ini, Yesus yang sudah bangkit menyampaikan kepada para pengikut-Nya semacam “wasiat rohani.” Kata-kata yang dikutip dalam 24:44,46-48 memang diucapkan oleh Yesus. Namun – harap diperhatikan! –  dalam kata-kata itu bergema pula iman Kristen abad pertama Masehi.

Inilah perkataan-Ku … ketika Aku masih bersama … 24:44
Selama berkarya di hadapan umum sampai dengan wafat-Nya di bukit Kalvari, Yesus hadir di antara para pengikut-Nya secara fisik, historis, duniawi. Tetapi, pada saat Ia mulai berbicara, “Inilah perkataan-Ku … ketika aku masih bersama kamu,” Yesus hadir di antara para pengikut-Nya secara sama sekali baru.
Kitab-kitab Injil disusun cukup lama sesudah Yesus bangkit. Ketiga Injil Sinoptik disusun antara tahun 70-85, padahal Yesus bangkit pada tahun 30. Maka, waktu membaca teks Luk yang dikutip di atas, pembacanya harus sadar bahwa kata-kata yang dikaitkan dengan Yesus sebagai pembicara, pasti sudah teresapi iman Gereja akan Yesus yang bangkit. Selama 40 tahun sejak Yesus bangkit, Gereja terus-menerus mengingat kata-kata dan tindakan-tindakan Yesus, merenungkannya dan mencari maknanya. Namun, proses perenungan itu sudah disinari peristiwa kebangkitan. Justru karena itulah kata-kata dan tindakan-tindakan Yesus yang dulu itu semakin memperjelas arti ke bangkitan-Nya sendiri. Dengan cara demkian misteri Yesus semakin dipahami dan disadari pula dalam arti: Antara Yesus yang pernah hidup di bumi dan Yesus yang kini hidup mulia, sesungguhnya tidak ada perbedaan hakiki.

Harus digenapi semua yang ada tertulis – 24:44
Peristiwa kebangkitan Yesus cocok benar dengan apa yang dinubuatkan Yesus sebelum wafat-Nya. Di antaranya dalam Injil Lukas dapat ditemukan sejumlah nubuat Yesus yang sangat jelas mengenai “nasib” yang akan dihadapi-Nya, misalnya yang tercantum dalam 9:22,44; 17:25; 18:31-33; 22:37.
Namun sebenarnya seluruh Injil mengarah kepada peristiwa Paskah. Apakah demikian halnya dengan kitab-kitab Injil saja? Pertanyaan ini lewat mulut Yesus (dalam ayat ini) dijawab oleh Gereja dengan tegas, “Bukan hanya dalam kitab-kitab Injil saja, melainkan dalam seluruh PL pula!”

Ia membuka pikiran mereka sehingga mereka mengerti Kitab Suci – 24:45
Hal yang sama dikatakan sehubungan dengan kedua murid dari Emaus. Mereka yang mula-mulanya “bodoh dan lamban hatinya untuk percaya akhirnya berkobar-kobar, lalu segera membawa berita tentang Yesus yang  bangkit kepada kesebelas rasul yang berkumpul bersama dengan sejumlah temannya.
Menurut ayat ini Yesus sendiri “menyentuh” pikiran kelompok yang besar itu, sehingga mereka mulai memahami Kitab Suci. Namun, yang mengubah para pangikut Yesus bukan kata-kata tertentu (termasuk yang diucapkan oleh Yesus sendiri) melainkan terutama kebangkitan-Nya. Justru berkat kebangkitan itu semuanya yang dulu dan historis sifatnya memperoleh makna baru.
Kenyataan ini dengan bagus diungkapkan oleh Paulus ketika ia menulis tentang “selubung” yang menyelubungi hati orang-orang Yahudi sehubungan dengan Yesus. Renungan itu diakhirinya begini, “Tetapi,  apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil daripadanya” (2Kor 3:16). ***