164. Penantian Zakheus dan halangannya (Lukas 19:3-8)
Berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu – 19:3
Menurut sejumlah komentator, Zakheus ingin melihat Yesus saja. Tetapi, menurut komentator lain, Zakheus ingin tahu sesuatu yang khusus tentang Yesus yang sedang melintasi kota Yerikoho, yang dibicarakan di mana-mana dan sudah dikenal sebagai sahabat para pemungut cukai.
Namun para komentator setuju bahwa Zakheus tidak bersikap serupa denga Herodes yang ingin melihat suatu tanda yang dilakukan Yesus (22:11). Bagaimana pun juga perlu disadari bahwa Zakheus dikucilkan oleh mayarakat Yahudi. Maka, apa yang dilakukannya demi melihat Yesus boleh saja dinilai sebagai niat baik yang sangat intensif dan bermotivasi baik.
Badannya pendek – 19:3
Zakheus terlalu pendek untuk dapat melihat Yesus yang sedang melintasi kota. Ia terpaksa naik suatu tempat. Tetapi, ia tidak memilih balkon/teras rumah bertingkat.
Ia berlari – 19:4
Niat yang baik mendorong Zakheus untuk melakukan hal yang tidak lazim: Ia berlari, tanpa peduli akan reaksi para penonton.
Memanjat pohon ara – 19:4
Kata sykomorea (pohon kurma, bukan ara!) dalam seluruh PB muncul di sini saja. Pohon ini biasanya sangat tinggi, tetapi cabang-cabangnya mudah dipanjat sebab rendah.
Yesus … melihat ke atas – 19:5
Zakheus sudah berlari dan memanjat pohon. Tetapi, Yesus memprakarsai kelanjutannya. Ia memang biasa minta bantuan orang yang henak dikaruniai-Nya. Ia pernah minta air dari seorang wanita Samaria untuk menyatakan kepadanya bahwa Ia pemilik air yang hidup. Ia pernah mengizinkan seorang wanita berdosa mengurapi tubuhnya untuk dengan lebih jelas menunjukkan pengampunan kepadanya. Allah yang telah menjadi manusia ingin menyatakan kasih-Nya. Kasih sejati pandai menangkap setiap tanda persahabatan.
Dalam sikap-Nya ini Yesus tampak seperti pangeran yang menjadikan dirinya pengemis. Sebentar lagi Ia akan minta supaya Zakheus turun dan sudi menerima-Nya di rumahnya sambil menghidangkan makanan. Yesus tidak menunggu Zakheus datang kepada-Nya terlebih dahulu kepada-Nya, sambil berlutut dan memohon berkat pengampunan-Nya. Justru Dialah yang mendekati Zakheus, bahkan mencarinya, ibarat seorang gembala yang baik. Menyambut selalu searti dengan melangkah lebih dulu ke arah sesama.
Segeralah turun sebab hari ini – 19:5
Dalam ucapan Yesus ini terasa adanya sejenis humor penuh keakraban. Yesus seolah-olah mau berkata, “Cepatlah, Zakheus, Aku ini lapar. Tetapi, sesungguhnya Aku tidak sabar menunggu saatnya untuk mampir ke rumahmu supaya misteri penyelamatan tergenapi dalam dirimu.”
Kata hari ini yang terulang dalam ayat 9 berperanan penting dalam tulisan-tulisan Luk sebagai salah satu unsur sejarah penyelamatan dan dapat dijelaskan begini, “Sudah tiba waktu agar rencana penyelamatan Allah diwujudkan.” ***
Zakheus segera turun – 19:6
Zakheus bereaksi cepat. Biarpun dikucilkan dan dibenci oleh masyarakat, ia tidak berkata, “Tuan, jangan merepotkan diri, sebab aku tidak pantas Anda masuk ke bawah atapku,” seperti kepala pasukan (7:6). Ia justru turun cepat dan …
Menerima Yesus dengan sukacita – 19:6
Sukacita itu sudah menjadi tanda penyelamatan. Luk tidak berkata bahwa Zakheus beriman!
Semua orang mulai bersungut-sungut – 19:7
Kata ‘semua’ harus diartikan sebagai metafora (15:2).
Kata ‘bersungut-sungut’ dipakai Luk dalam 5:30 dan 15:2. Jika seseorang tinggal di rumah seorang pendosa, maka ia mengambil bagian dalam hidupnya yang salah.
Menumpang di rumah orang berdosa – 19:7
Masyarakat bereaksi spontan sesuai dengan pola pikir mereka, “Skandal! Ia bukan hanya mau makan bersama dia, melainkan malah bermalam di rumahnya!”
Zakheus berdiri dan berkata – 19:8
Kini Zakheus barangkali sudah di rumahnya bersama Yesus. Mungkin pada waktu perjamuan mulai, ia berdiri dan membuat pernyataan. Lewat pernyataan itu ia menanggapi sikap Yesus dan sekaligus sikap masyarakat yang bermusuhan dengannya. Ia ingin melepaskan Yesus dan dirinya dari tuduhan yang dilontarkan terhadap mereka (Yesus bukan “pendosa”, sebab Zakheus sudah mengambil keputusan untuk memulai hidup baru). Selain itu Zakheus menyatakan sukacitanya dan rasa terima kasihnya atas kerelaan dan perhatian Yesus terhadap dirinya.
Setengah dari milikku akan kuberikan – 19:8
Kata-kata ini menunjukkan sikap Zakheus yang sebenarnya. Tetapi, seperti sudah dikatakan di atas, kata-kata ini membenarkan pula tindakan Yesus. Zakheus ternyata tidak sejahat seperti dipikirkan masyarakat Yerikho. Yesus mengenal hati Zakheus, sehingga tidak keliru memilih dia sebagai tuan rumah.
Kata ‘kuberikan’ (aslinya bukan ‘akan kuberikan’!) mengacu kepada suatu tindakan yang biasa dilakukan oleh Zakheus. Ia melakukannya dengan rela, atas inisiatif sendiri. Orang Farisi dari 18:12 hanya memberi persepuluhan, tetapi Zakheus – separuh harta bendanya! Zakheus serupa dengan wanita berdosa yang menuangkan minyak narwastu yang mahal pada tubuh Yesus.
Yang kuperas … akan kukembalikan empat kali lipat – 19:8
Dari pernyataan kedua Zakheus ini mudah disimpulkan bahwa selama ini ia tidak pernah mau merugikan orang secara sengaja. Tetapi, dalam pekerjaan yang dilakukannya, selalu saja dapat terjadi salah perhitungan atau malah penipuan yang tidak disengaja. Zakheus menyesalinya dan ingin mengoreksi kesalahannya itu.
Dalam hal ini ia siap mengikuti peraturan Taurat (Kel 22:1, “Siapa yang mencuri seekor sapi atau domba … harus mengganti tiap ekor sapi dengan lima ekor sapi dan tiap ekor domba dengan empat ekor domba”) yang kemudian dikoreksi dalam Im 6:5 dan Bil 5:6+, (“Pada waktu ia kedapatan bersalah, ia harus membayar penuh kepada pemiliknya, ditambah 20 persen”). Restitusi berupa empat kali lipat dikenal oleh hukum Romawi dalam kasus pencurian. Kemurahan hati Zakheus betul menakjubkan!