Jumat 22 Nopember 2019, St. Cecilia, YESUS KRISTUS SATU-SATUNYA TEMPAT MENYEMBAH ALLAH

BACAAN

1Mak 4:36-37.52-59 – “Mereka mentahbiskan mezbah dan dengan sukacia mempersembahkan kurban”
Luk 19:45-48 – “Rumah-Ku telah kamu jadikan sarang penyamun”

 

RENUNGAN

  1. Sesampainya di Yerusalem, tujuan utama Yesus adalah memasuki Bait Allah. Hal ini sesuai dengan nubuat nabi Maleakhi: “Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke Bait-Nya” (Mal 3:1). Dengan disertai para murid-Nya, Ia tiap-tiap hari mengajar di dalam Bait Allah. Tetapi didapati-Nya, Bait Allah telah menjadi sarang para bandit, seperti dikatakan nabi Yeremia: “Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini” (Yer 7:11). Bait Allah telah kehilangan fungsi eksklusifnya, yaitu sebagai tempat doa. Dengan kesal, Yesus mengusir para pedagang tersebut dari Bait Allah. “Tidak akan ada lagi pedagang di rumah Tuhan, ketika Hari itu datang” (Zak 14:21).
  2. Yesus menuntut perubahan total Bait Allah dan mengembalikan ke fungsi aslinya, yaitu sebagai tempat menyembah Allah. Sikap Yesus yang radikal ini menyulut kemarahan orang-orang yang dirugikan, yaitu para imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan orang-orang terkemuka bangsa Israel. Mereka berusaha untuk membinasakan Yesus, “tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.” Dari Bait Allah, sengsara Yesus dimulai.
  3. ”Penyiksanaan dan penyaliban Yesus berarti akhir Bait Allah. Era Bait Allah telah usai. Ibadah yang baru diperkenalkan, yaitu menyembah Allah dalam diri Yesus Kristus yang wafat dan bangkit. Bait Allah yang baru mengumpulkan orang dan menyatukan mereka dalam sakramen Tubuh dan Darah-Nya” (Paus Benedictus).