Senin 11 Nopember 2019, St. Mar ,MENGAMPUNI SEPERTI ALLAH
BACAAN
Keb 1:1-7 – “Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia”
Luk 17:1-6 – “Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal,’ engkau harus mengampuni dia”
RENUNGAN
- ”Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya” (ay 1). Penyesatan artinya membuat orang terjegal dan jatuh. Dalam hal iman, penyesatan berarti menjauhkan seseorang dari iman dan Tuhan, dan akhirnya orang kehilangan iman. Orang yang membuat penyesatan demikian “lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut” (ay 2). Tidak jarang, kita, dengan kata-kata, sikap dan tindakan menyebabkan orang lain menjauh dari Gereja, tanpa kita merasa bersalah.
- ”Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia” (ay 4). Penginjil Matius menulis, “bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat 18:22). Angka tujuh (7) merupakan bilangan yang sempurna, berarti kita harus mengampuni sebagaimana Allah mengampuni kita. Pengampunan dan rekonsiliasi merupakan perutusan Yesus yang paling utama. Kalau kita tidak mau mengampuni, kita tidak dapat menerima pengampunan dari Allah (Mat 18:35).
- Karena perintah untuk mengampuni seperti Allah sungguh berat, maka para murid minta kepada Tuhan, “Tuhan, tambahkanlah iman kami” (ay 5). Hanya dengan iman yang kokoh dan mendalam serta kasih yang besar, kita mampu mengampuni secara sempurna seperti Allah. Sangat, sangat sukar tetapi membawa damai dan bahagia. Mengaku dosa kepada imam menjadi sia-sia, jika kita tidak mau mengampuni.