Sabtu 2 Nopember 2019, Mengenang Arwah Semua orang Beriman, ROTI HIUP YANG MEMBAWA KITA KEPADA HIDUP

BACAAN

2Mak 12:43-46 – “Sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh memikirkan kebangkitan”
1Kor 15:12-34 – “Kalau kebangkitan rang mati tidak ada, maka Kristus pun tidak dibangkitkan”
Yoh 6:37-40 – “Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman”

 

RENUNGAN

  1. Nasi atau roti sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Demikian juga manna sangat penting bagi bangsa Israel dalam pengembaraannya di padang gurun. Tuhan bersabda: “Akulah roti hidup” (Yoh 6:35). Tidak cukup kita hanya makan nasi dan roti bakar. Kita harus makan Roti Hidup, yang tidak lain adalah Yesus sendiri yang kita rayakan dalam Ekaristi. Para kudus, para martir menjadi bertahan dalam iman karena Roti Hidup ini.
  2. Dengan menerima Roti Hidup, Yesus telah menjadi jaminan hidup abadi. “Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup untuk selama-lamanya” (Yoh 6:51). Dalam Roti Hidup kita bersatu dengan Allah, kita juga bersatu dengan semua anggota Gereja yang makan Roti yang sama. Dengan makan Roti Hidup, kita akan menjadi seperti yang kita makan, yaitu menjadi ilahi, menjadi manusia rohani, menjadi serupa dengan Kristus.
  3. Semua manusia akan mati. Bagi kita, kematian adalah gerbang menuju perjamuan surgawi. Namun demikian, setiap orang yang makan Roti Hidup belum tentu langsung masuk ke dalam Kerajaan Allah, bukan tidak percaya tetapi karena masih ada hukuman-hukuman dosa yang tidak kekal yang masih harus diselesaikan. Maka ia terlebih dahulu harus disucikan di Api Penyucian. Mereka sangat memerlukan doa-doa kita demi belas kasihan Allah bagi mereka. Kitab Putra Sirakh mengingatkan: “Orang mati pun jangan kau kecualikan dari kerelaanmu” (Sir 7:33). Yesus juga berdoa untuk kebangkitan Lazarus (Yoh 11:41). Jadi, berdoa bagi orang beriman yang sudah meninggal sungguh penting. Kepada Suster Faustina, Tuhan Yesus mengatakan: “Mereka sedang melunasi hukuman-Ku yang adil. Engkau memiliki kekuatan untuk meringankan mereka” (Buku Harian Faustina no 1226).