Selasa 24 September 2019, KITA JUGA INGIN MELIHAT YESUS

BACAAN

Ezra 6:7-8.12b.14-20 – “Mereka mentahbiskan rumah Allah dan merayakan Paskah”
Mzm 122:1 – “Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita”
Luk 11:28 – “Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya”
Luk 8:19-21 – “Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan Sabda Tuhan dan melaksanakannya”

 

RENUNGAN

  1. Hari ini, sebagaimana duaribu tahun yang lalu, umat manusia rindu untuk mencari wajah Yesus. Masing-masing mempunyai alasan tersendiri: beberapa orang ingin kesembuhan – seperti Bartimeus, seorang buta dari Yeriko yang berteriak di belakang Yesus sampai Yesus menaruh belas kasihan dan menyembuhkan dia (Mrk 10:46-52); beberapa orang hanya ingin tahu siapa Yesus – seperti Zakeus, yang naik pohon untuk melihat Yesus karena badannya pendek (Luk 19:2-10); yang lain ingin mendengarkan sabda-Nya – seperti orang-orang yang berdesakan untuk mendengarkan sabda Allah di tepi danau Genesaret (Luk 5:1-10); sebagian lagi karena mencintai Yesus dan ingin melayani rombongan-Nya, seperti Maria dan Maria Magdalena (Mrk 15:41).
  2. ”Mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak.” Walau pun kita ingin melihat dan mencari Kristus dengan sungguh-sungguh dan dengan intensi murni, tidak selalu bisa mencapai apa yang kita tuju. Banyak halangan di sepanjang jalan. Setan berusaha memisahkan kita dengan Allah lewat dosa, dan ia membisikkan agar kita tidak perlu mengaku dosa. Dunia juga berusaha menjauhkan kita dari Allah dengan menyodorkan segala macam kesenangan, sehingga kita berpaling dan menjauhkan diri dari doa, membaca Kitab Suci, ke gereja, dan menerima sakramen tobat. Bahkan kita acuh tak acuh terhadap kegiatan lingkungan atau komunitas dengan alasan sibuk, capai, atau malas. Kita harus selalu focus pada tujuan kita, yaitu mencari dan menemukan Dia.
  3. Apa maksud Tuhan ketika mengatakan: “Ibu-Ku dan Saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.” Di sini Yesus datang untuk menyampaikan Kabar Baik dan menyelamatkan setiap orang. Kata-kata tersebut tidak bermaksud menafikan ibu dan sadara-saudara-Nya. Tuhan tidak merendahkan mereka tetapi meninggikan mereka dan kita kepada tingkat kekariban yang lebih besar daripada ikatan darah. Inilah keindahan cinta Allah: Ia memanggil kita untuk martabat dan kekariban yang lebih besar dengan Allah.