Kamis 19 September 2019, PARADIGMA KESOMBONGAN DAN PARADIGMA KERENDAHAN HATI
BACAAN
1Tim 4:12-16 – “Jadilah teladan bagi orang-orang beriman, dalam perkataan dan tingkah laku, dalam kasih, kesetiaan dan kesucianmu”
Luk 7:36-50 – “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih”
RENUNGAN
- Orang Parisi, dalam Injil hari ini, seolah-olah mempunyai keterbukaan terhadap Tuhan. Ia mengundang-Nya untuk makan malam, tetapi ia mengamat-amati Dia. Ia nampak ramah berdialog dengan Tuhan, namun sebenarnya ia menghakimi Dia, menjadikan-Nya lelucon, dan akhirnya menolak Dia. Tetapi orang Parisi tersebut gagal mengakui dosa-dosanya sendiri yang berakar dari kesombongannya. Kesombongan yang sudah menjadi sifat seseorang, biasanya ia, secara tidak sadar, memaksa Allah untuk menuruti kemauan dan tindakannya.
- Orang Parisi tadi merasa tidak berdosa, sehingga ia tidak memerlukan Penyelamat. Karena kesombongannya, ia juga tidak menyadari bahwa dirinya hanyalah ciptaan kecil yang berhadapan dengan Allah Pencipta, dan tidak memerlukan bantuan dan rahmat Allah. Orang Parisi tadi menginginkan Allah menyesuaikan dengan jalan hidup dan pandangannya . Ini yang disebut paradigma kesombongan yang juga ada dalam diri kita. Jelas, Kristus tidak bisa menembus masuk ke dalam pribadi yang egois dan sombong seperti. Sebaliknya, si wanita menyadari bahwa dirinya adalah pendosa berat dan ia tahu jalan bagi keselamatan jiwanya ada di dalam diri Yesus. Di hadap Yesus, ia menyadari siapa dirinya dan benar-benar menginginkan keselamatan. Kata-kata dan belas kasih Kristus bergema secara mendalam di dalam hatinya dan mengundangnya untuk bertobat. Ini yang disebut paradigma kerendahan hati. Dalam paradigma kesombongan dan paradigma kerendahan hati, mana yang lebih berkembang dalam diriku?
- Sikap Tuhan terhadap orang Parisi dan si wanita pendosa sama, yaitu menunjukkan belaskasih yang luar biasa. Tuhan tidak menginginkan penghukuman dan acuh tak acuh terhadap orang lain yang berdosa. Tuhan menawarkan pengharapan dan penghiburan terhadap pendosa yang bertobat, dan mengundang orang sombong untuk datang kepada-Nya dan bertobat. Hanya dengan bertobat, kita akan bisa melihat kebaikan-kebaikan Allah. Ia datang untuk menyelamatkan kita semua, tetapi kita harus memilih untuk menerima kebaikan-kebaikan-Nya. Apakah aku sudah memiliki hati Allah ini?