Selasa 10 September 2019, DOA DAN TINDAKAN
BACAAN
Kol 2:6-15 – “Allah telah menghidupkan kamu bersama dengan Kristus, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita”
Luk 6:12-19 – “Semalam-malaman Yesus berdoa kepada Allah”
RENUNGAN
- Seringkali Penulis Injil mengatakan kepada kita bahwa Yesus berdoa kepada Bapa-Nya. Seperti apa Ia berdoa? Pertama, Ia mencari tempat yang pas untuk berdoa. Ia berdoa di bukit (Mat 14:23; Mrk 6:46) atau gunung (Luk 9:28). Bukit atau gunung mengungkapkan suasana sepi, hening dan sangat tepat untuk berdoa kepada Bapa. Kedua, Yesus mempersembahkan waktu-waktu yang baik untuk berdoa. Yesus naik ke sebuah gunung untuk berdoa sepanjang malam. Dalam hal doa, kita bisa belajar dari teladan Tuhan. Dengan mencontoh Yesus, kehidupan doa kita bisa diperkaya dan dipersubur. Kenyataannya: kita berdoa ketika kita sudah capai, ngantuk, dan tidak berdaya. Waktu yang baik dan subur lebih banyak kita pakai untuk main hape, nonton tv, atau ngobrol.
- Ketika ada keputusan penting yang harus dibuat, Tuhan berkonsultasi dengan Bapa-Nya untuk mengetahui kehendak-Nya. Ia tidak pernah tanpa persiapan ketika memanggil kelompok duabelas untuk menjadi rasul-rasul-Nya.
- Ketika kita melihat sepintas beberapa orang dari yang Ia pilih, mungkin kita akan heran: apakah Yesus benar-benar konsultasi dengan Bapa-Nya pada malam sebelumnya, atau Bapa yang tidak mendengarkan doa Yesus. Cobalah perhatikan mereka!. Petrus pernah menyangkal Yesus. Yakobus dan Yohanes menginginkan agar Allah membakar seluruh kota dengan halilintar, karena orang-orang di situ tidak mau menerima Yesus. Thomas ragu-ragu. Yudas berbalik menjadi pengkhianat. Mungkin seorang manager perusahaan akan bertanya kepada Yesus: “Apakah Engkau menginterview orang-orang ini?” Bagaimana menurut Anda?
- Dengan menghabiskan waktu semalam suntuk untuk berdoa, Yesus menyiapkan diri untuk memberikan diri kepada para murid dan orang-orang yang menunggu-Nya. Bersatu dengan Bapa-Nya, Ia menyalurkan kebaikan-kebaikan Allah kepada mereka yang diperbudak oleh roh-roh jahat dan menyembuhkan mereka yang sakit. Bercermin kepada Yesus yang selalu bersatu dengan Bapa-Nya, kita musti menjadi ranting yang harus bersatu dengan pokok anggur untuk menghasilkan buah limpah sampai akhir hidup kita. Berdoa dan melakukan tindakan-tindakan baik adalah ciri khas rasul Yesus.