Jumat 6 September 2019, MENJADI BARU

BACAAN

Kol 1:15-20 – “Segala sesuatu diciptakan dengan perantaraan-Nya dan untuk Dia”
Luk 5:33-39 – “Apabila mempelai diambil, barulah sahabat-sahabat mempelai akan berpuasa”

 

RENUNGAN

  1. Orang-orang Parisi, secara implisit, telah menuduh Yesus dan murid-murid-Nya karena dianggap melanggar hukum puasa: Engkau dan para pengikut-Mu tidak mengikuti tradisi kami tentang puasa, karena itu Engkau tidak benar-benar suci. Kita juga seringkali menuduh/gossip terhadap orang-orang Gereja, karena mereka tidak melakukan yang sesuai dengan apa yang kita lakukan. Padahal patokan hidup kita bukanlah kebiasaan yang kita buat, melainkan apa yang diajarkan Yesus lewat Gereja-Nya yang dipimpin oleh Roh Kudus.
  2. Ada saat dan waktunya kapan kita harus berpuasa dan berpesta. Gereja menyediakan masa Puasa dan pertobatan secara khusus, yaitu pada masa Prapaskah dan Adven. Masalahnya adalah: apakah kita, sebagai orang Katolik, benar-benar berpuasa dan mengaku dosa? Dan apabila kita menjalankannya, apakah puasa dan mengaku dosa memiliki efek positip bagi hidup kita?
  3. Kemudian Yesus menyampaikan sebuah tantangan lewat perumpamaan tentang kain yang baru dan anggur yang baru. Dari perumpamaan tersebut, Yesus menekankan gagasan bahwa untuk memeluk ajaran Yesus, kita harus hidup secara baru. Kita biasanya sudah nyaman dengan hal-hal rutin, cukup begitu saja, dan berpuas diri dengan iman kita saat ini, namun tidak ada pembaruan hidup sama sekali. Untuk mengikuti Kristus secara dekat, kita dituntut untuk meninggalkan diri kita yang lama (kebiasaan-kebiasaan buruk dan berdosa) dan menjadi ciptaan baru dalam Kristus (Kol 3:9-10). Kita tidak bisa hidup dengan mempertahankan cara-cara lama (hidup dalam dosa), sekaligus mengaku hidup dalam Kristus.