Kamis 29 Agustus 2019, Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, SAKSI KEBENARAN
BACAAN
Yer 1:17-19 – “Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka”
Mrk 6:17-29 – “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!”
RENUNGAN
- Walaupun Herodes seorang penguasa tiran yang kejam, Yohanes Pembaptis tidak terburu-buru menghukum perjinahannya dan tidak mencelanya di depan umum. Yohanes digerakkan oleh Roh Kudus untuk memberi kesaksian dan mengajar umat Allah bahwa tak seorang pun boleh melangggar hukum-hukum Allah, tak terkecuali raja. Yohanes tidak takut akan konsekuensi atas tindakannya, karena ia tahu bahwa jika ia penuh iman, Allah akan selalu ada bersamanya, bahkan jika harus menderita karena bersaksi tentang kebenaran. Kita harus berani mendorong keluarga, teman dan lingkungan untuk berani menjadi saksi kebenaran.
- Markus mengatakan kepada kita bahwa Herodes, walaupun ia marah dengan apa yang dikatakan Yohanes yang menuduhnya berjinah, namun “ia merasa senang juga mendengarkan dia.” Dalam kelemahan moralnya, ia tetap saja berbuat dosa, walaupun seruan pertobatan dari Yohanes menyentuh suara hatinya. Roh Kudus pun menyentuh hati Herodes untuk bertobat dari dosanya. Allah tidak pernah meninggalkan pendosa, tetapi memberinya rahmat untuk kembali kepada-Nya. Kita tidak pernah kehilangan harapan untuk seseorang yang hilang tersesat dalam dosa. Oleh karena itu hendaknya kita selalu bicara tentang kebenaran dengan kasih dan berdoa untuk pertobatan jiwa-jiwa yang berdosa. Allah bisa mengubah hati bahkan para pendosa yang keras hati. Allah telah banyak mengampuni kita, dan Ia bisa mengampuni orang lain seperti Ia mengampuni kita.
- Dengan janjinya kepada putri Herodias, Herodes berkompromi dengan dirinya sendiri dan, demi tidak kehilangan muka, memerintahkan memenggal kepada Yohanes Pembaptis. Kompromi merupakan kelemahan untuk menanggapi rahmat pertobatan. Ia menutup hatinya terhadap tindakan Allah hanya karena syahwat dan kesombongan, dan ia melakukan kejahatan serius berupa pembunuhan terhadap orang yang tidak berdosa. Dosa telah membuat hati nurani menjadi gelap dan tumpul dan mematikan rahmat Allah dalam hati seseorang yang hanya memuaskan nafsu-nafsunya.
- Yohanes kehilangan kepalanya, tetapi ia ia memperoleh kemenangan bagi jiwanya. Herodes kehilangan segalanya, sekaligus kehilangan jiwanya.