Rabu 28 Agustus 2019, St. Agustinus, MEMAKAI TOPENG
BACAAN
1Tes 2:9-13 – “Sambil bekerja siang malam, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu”
Mat 23:27-32 – “Kamu ini keturunan pembunuh nabi-nabi”
RENUNGAN
- Celaan paling keras disampaikan kepada orang-orang Parisi dan ahli Taurat yang hipokrit yang seharusnya bertanggungjawab untuk membimbing Umat Allah. Mereka dipanggil untuk meneruskan pengharapan yang disampaikan Allah: “Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah Tuhan. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka” (Yer 24:7). Mereka gagal menjalankan tugas, sebaliknya, malah membebani Umat Allah sampai pada titik putus asa. Seharusnya mereka membantu Umat Allah untuk bertobat dari dosa menuju kehidupan yang setia kepada Allah, tetapi, kenyataannya, mereka memangsa Umat demi kepentingan mereka sendiri.
- Nenek moyang orang-orang Parisi membunuh nabi-nabi demi memurnikan Umat Allah. Apa yang dilakukan oleh nenek moyang mereka tersebut, diwarisi oleh orang-orang Parisi dan ahli Kitab, yaitu memiliki obsesi untuk membunuh Yesus. Itulah yang ada dalam hati mereka, sama seperti nenek moyang mereka yang telah membunuh nabi-nabi.
- Tidak seperti orang-orang Parisi dan imam-imam Bait Allah yang mata duitan, Yesus menempatkan diri sebagai Gembala Baik di antara Umat Israel. Yesus mengadakan imamat baru yang berdasarkan pada diri-Nya sendiri, yaitu sebagai Hamba yang Menderita, Anak Domba Paskah, Mesias. Ia membuat segalanya baru dan dalam kebenaran, serta membuat kita bebas dari dosa.
- Bukankah sifat-sifat orang Parisi menyelinap di dalam diri kita? Kita, termasuk para gembala, berusaha keras untuk nampak bagus, dengan mencoba menyembunyikan sisi kelemahan dan ketakutan kita supaya tidak dilihat dan diketahui orang lain; kita memakai topeng, tidak ingin orang lain melihat realitas kita yang sebenarnya. Hipokrit.