Minggu 28 Juli 2019, HMB XVII BAPA KAMI: DOA YANG PALING SEMPURNA
BACAAN
Kej 18:20-33 – “Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata”
Kol 2:12-14 – “Kamu telah dihidupkan Allah bersama dengan Kristus”
Luk 11:1-13 – “Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu”
RENUNGAN
- Pada waktu itu, para murid sudah bersama Yesus kira-kira satu setengah tahun. Mereka berjalan bersama, makan bersama, dan tinggal bersama Yesus. Mereka sering menyaksikan Yesus berdoa. Pada suatu hari, salah seorang dari murid-Nya berkata: “Tuhan, ajarilah kami berdoa, …” Yesus langsung menjawab. Tuhan mengajarkan doa Bapa Kami, doa yang paling penting dan utama. Kita boleh bertanya: “Apakah ada doa yang lebih baik daripada doa yang diajarkan Tuhan ini?”
- Doa Bapa Kami ini sudah harus dihapal oleh para katekumen, dan setiap hari orang Katolik mendoakannya. Saking hapalnya, kegiatan berdoa Bapa Kami menjadi rutinitas, dan kita doakan dengan super cepat. Lagi pula doa Bapa Kami selalu kita jadikan tempelan pada setiap akhir doa permohonan yang panjang. Dengan sikap-sikap tersebut, kita tidak tahu lagi arti dan makna doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami mengundang kita untuk bermeditasi, artinya kita diajak untuk merenungkan, meresapkan, dan mencecap makna dari setiap kata doa Bapa Kami, sehingga terjadilah percakapan batin dalam terang Roh.
- Dengan doa ini, kita mengharapkan agar Bapa menyelesaikan pekerjaan yang sudah dimulai-Nya melalui Yesus, yaitu penegakan pemerintahan-Nya di seluruh bumi, sehingga semua makhluk mengakui dan menghormati nama-Nya. Bersama pengharapan tersebut, kita menyampaikan permintaan-permintaan yang menyangkut kebutuhan dasar, yaitu agar dari hari ke hari diberi bekal, jasmani dan rohani, yang kita butuhkan untuk dapat bertahan hidup. Kita juga mohon agar dosa-dosa kita diampuni oleh Bapa dan kita mohon untuk bisa mengampuni kesalahan sesama. Akhirnya kita mohon agar Bapa tidak membiarkan kita jatuh ke dalam pencobaan yang menyebabkan kita kehilangan iman dan menjadi murtad.
PAUS FRANSISKUS SAHKAN PERUBAHAN TEKS DOA “BAPA KAMI”
Yang berubah dalam doa Bapa Kami:
“dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan” berubah menjadi “janganlah biarkan kami jatuh ke dalam pencobaan.”
Perubahan tersebut diumumkan pada tanggal 22 Mei 2019 dalam pertemuan Konferensi Para Uskup Italia dan mendapatkan konfirmasi dari Kongregasi Suci Urusan Ibadat dan Saakramen, dan diizinkan oleh Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus pertama kali mengemukakan keinginan itu ketika diwawancarai pada Desember 2017. Saat itu, dia merasa tidak nyaman dengan terjemahan yang sampai saat ini kita pakai. Terhadap perubahan tersebut, Paus Fransiskus mengatakan: “Saya sendiri yang terjatuh. Dia (Tuhan) tentu tidak akan dengan sengaja mendorong saya masuk ke dalam pencobaan.” Benar, Allah tidak mungkin menuntun umat-Nya ke dalam pencobaan.
Versi yang kita gunakan sekarang merupakan terjemahan tahun 1966. Saat itu, Konsili Vatikan II menetapkan harus ada versi Bapa Kami yang bisa digunakan dalam misa sehari-hari untuk menggantikan bahasa Latin. Jadi yang berubah bukan teks aslinya yang berbahasa Aram, tetapi terjemahannya.
PERUBAHAN DOA KEMULIAAN
Sedangkan yang berubah dalam Doa Kemuliaan mulai dari: “Damai di bumi bagi orang-orang yang berkehendak baik” menjadi “Damai di bumi bagi orang-orang yang dikasihi Allah.”