Selasa 23 Juli 2019, TUJUAN HIDUPKU
BACAAN
Kel 14:21-15:1 – “Umat Israel masuk ke tengah laut yang kering”
Mat 12:46-50 – “Siapakah ibu-Ku? Dan siapakah saudara-saudara-Ku? Dan sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, Ia bersabda, ‘Inilah ibu-Ku, inilah saudara-saudara-Ku”
RENUNGAN
- Apa tujuan hidupku? Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan fundamental bagi setiap orang yang sadar akan arah hidupnya. Allah menciptakan kita supaya kita mengenal, mencintai, dan mengabdi kepada-Nya selama kita di dunia ini, agar kelak kita bahagia bersama-Nya. Dalam Latihan Rohani, St. Ignatius menulis: “Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan itu menyelamatkan jiwanya ….” (LR 23). “Tujuanku adalah bersatu erat dengan Allah lewat kasih, misiku adalah memuji serta memuliakan kerahiman ilahi” (Buku Catatan Harian St. Faustina, no 729). Dari semua ciptaan hanya manusia yang mampu mengerti dan mencintai Penciptanya. Untuk itu Allah membantu kita dengan memberikan Anak-Nya agar kita mengikuti dan belajar daripada-Nya agar kita mampu mewujudkan tujuan hidup kita.
- Tujuan hidupku akan tercapai bila aku selalu melakukan kehendak Allah. Jadi misiku adalah memenuhi tujuan hidupku. Menggunakan kata-kata Tuhan: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh 4:34). “Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya” (Yoh 8:29). Untuk itu kita hanya mengerjakan apa yang kita putuskan dalam terang kehendak Tuhan.
- Siapa pun yang melakukan kehendak Allah, ia adalah anggota keluarga Kristus dan Tuhan menyambut mereka yang melakukan kehendak-Nya. Jika kita setia terhadap panggilan dan memenuhinya, kita memenuhi harapan Tuhan. Tidak ada yang akan menyenangkan hati Allah, kecuali ketika Allah berkata kepada kita: “Mari hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Mat 25:34). Apakah aku sungguh-sungguh mewujudkan tujuan hidupku? (MS)