JALAN SALIB Versi Singkat

Keterangan Umum:

Jalan Salib adalah renungan tentang sengsara Tuhan. Jalan Salib wajib dilakukan ketika kita berziarah ke gua Maria, dengan harapan kita semakin mampu meneladani Jalan Tuhan bersama Bunda Maria.

Dengan merenungkan Jalan Salib, kita diharapkan:
1. Menumbuhkan kesadaran akan dosa. Yesus menderita sengsara dan wafat di salib karena dosa-dosa kita. Pertobatan menjadi cara kita mengikuti Tuhan.
2. Tidak mudah marah, emosional, balas dendam, tetapi berani sabar, rendah hati, dan mengosongkan diri dan taat seperti Tuhan.
3. Menyatukan seluruh penderitaan kita dengan Salib Tuhan. Hanya lewat Salib, kita menuju kemuliaan; tak ada kemuliaan tanpa Salib.
4. Semakin mencintai Allah secara utuh dan tak terbagi.
5. Semakin berani mencintai sesama dengan cinta seperti Tuhan mencintai kita.

—————

MERENUNGKAN JALAN SALIB TUHAN

Kami menyembah Dikau ya Tuhan, sebab dengan Salib-Mu Engkau menebus dunia.

1. Perhentian Pertama:

YESUS DIHUKUM MATI
Sesudah ditangkap, Yesus dihadapkan ke sidang mahkamah agama.
Keesokan harinya, Ia dibawa ke pengadilan Pilatus. Tetapi Pilatus tidak menemukan kesalahan apa pun seperti yang dituduhkan mereka kepada-Nya. Maka Pilatus berusaha melepaskan Yesus, namun oleh desakan para tua-tua, ahli-ahli Taurat dan seluruh rakyat, Pilatus menjatuhkan hukuman mati. Ia menyerahkan Yesus kepada rakyat Yahudi untuk disalibkan. Yesus menerimanya dengan tenang, sabar, dan rela.

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

2. Perhentian Kedua:

YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA

Yesus tidak bersalah, namun dijatuhi hukuman mati. Setelah diolok-olok, diludahi, dimahkotai duri, dan disesah, Yesus dibawa keluar dari balai pengadilan untuk disalibkan. “Sambil memikul salib-Nya, Yesus pergi ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota” (Yoh 19:17). Tuhan menerimanya dengan rela dan cinta.

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

3. Perhentian Ketiga:

YESUS JATUH UNTUK PERTAMA KALINYA

Perjalanan Yesus menuju Golgota semakin lama semakin jauh meninggalkan kota. Badan lelah, penat, dan lemah. Darah mengalir dari luka-luka-Nya. Beban salib pun terasa semakin berat, apalagi masih diperberat dengan penderitaan batin: ditinggalkan oleh para murid-Nya. Yesus jatuh di bawah Salib yang berat itu. Karena semangat yang luar biasa, Ia bangun kembali dan meneruskan perjalanan-Nya.

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

4. Perhentian Keempat:

YESUS BERJUMPA DENGAN IBUNYA

Para murid Yesus telah lari, sehingga Yesus harus menapaki jalan sengsara-Nya seorang diri. Tetapi dalam perjalanan sengsara ini ternyata masih ada Maria, ibu-Nya, yang setia menderita bersama Dia.

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

5. Perhentian Kelima:

SIMON DARI KIRENE MEMBANTU YESUS MEMANGGUL SALIB

Yesus sangat letih dan lemah. Tuhan tidak sanggup lagi memanggul salib-Nya. “Maka para serdadu menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus” (Luk 23:26).

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

6. Perhentian Keenam:

WAJAH YESUS DIUSAP OLEH VERONIKA

Wajah Yesus kotor oleh darah, keringat, dan debu. “Banyak orang akan tertegun memandang Dia: begitu buruk rupanya … Ia dihina dan dihindari orang; seorang yang penuh kesengsaraan, dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia” (Yes 52:14; 53:2-3). Melihat penderitaan Yesus, Veronika mengusap wajah-Nya.

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

7. Perhentian Ketujuh:

YESUS JATUH UNTUK KEDUA KALINYA

Kendati sudah ditolong oleh Simon dari Kirene, salib yang menindih di pundak-Nya terasa semakin berat. Perjalanan masih jauh. Untuk kedua kalinya Yesus jatuh. Namun dengan tabah dan teguh hati, Ia bangun. Diangkat-Nya kembali salib berat itu; Ia meneruskan perjalanan tanpa mengeluh. “Dia dianiaya, dia membiarkan diri ditindas, dan tidak membuka mulutnya, seperti anak domba yang dibawa ke tempat pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya” (Yes 53:7).

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

8. Perhentian Kedelapan:

YESUS MENGHIBUR WANITA-WANITA YERUSALEM

Tatkala Yesus menapaki jalan salib-Nya menuju Golgota, banyak orang mengikuti Dia; di antaranya banyak wanita yang menangisi dan meratapi Dia. “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anak-Mu!” (Luk 23:28).

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

9. Perhentian Kesembilan:

YESUS JATUH UNTUK KETIGA KALINYA

Hari semakin panas, jalan menuju puncak Golgota semakin menanjak. Yesus kehabisan tenaga, karena beratnya penderitaan. Yesus jatuh untuk ketiga kalinya. Demi cinta-Nya kepada Bapa dan manusia, Ia berusaha bangun dan tidak menyerah.

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

10. Perhentian Kesepuluh:

PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN
Sesampai di puncak Golgota, para prajurit menanggalkan pakaian Yesus. Yesus telah menjadi manusia yang paling hina.

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

11. Perhentian Kesebelas:

YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB

Sampailah di Golgota, yang berarti tempat tengkorak. Para serdadu memberikan anggur bercampur mur kepada Yesus, tetapi Yesus menolaknya. Para serdadu menancapkan paku-paku pada kaki dan tangan-Nya dan memaku-Nya pada kayu palang. Kemudian mereka menyalibkan Dia (Mrk 15:22-24a).

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

12. Perhentian Keduabelas:

YESUS WAFAT DI KAYU SALIB

Hari pukul duabelas. Kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai pukul tiga. Tabir Bait Suci terbelah dua. Yesus berseru, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku!” Kemudian Yesus wafat (hening).
Kepala pasukan dan prajurit-prajurit yang menjaga Yesus menjadi sangat takut menyaksikan wafat Yesus. “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” (Mat 27:54).

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

13. Perhentian Ketigabelas:

YESUS DIBARINGKAN DALAM PANGKUAN IBU-NYA

Di dekat salib Yesus berdirilah Maria, ibu-Nya; saudara ibu-Nya Maria istri Kleopas, dan Maria Magdalena. Salah seorang prajurit menikam lambung Yesus, dan segera keluarlah darah serta air (Yoh 19:25.43). Yusuf dari Arimatea, yang telah menjadi murid Yesus, memberanikan diri menghadap Pilatus untuk meminta jenazah Yesus. Maria menerima jenazah Yesus di pangkuannya. “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:38).

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

14. Perhentian Keempatbelas:

YESUS DIBARINGKAN DALAM MAKAM

”Para murid mengambil jenazah Yesus, mengafaninya dengan kain lenan, dan memburatinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang-orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ” (Yoh 19:40-42).

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami
Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.