Minggu 7 Juli 2019, MENGASIHI JIWA-JIWA

BACAAN

Luk 10:1-9 – “Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”

 

RENUNGAN

  1. Yesus begitu haus untuk membawa jiwa-jiwa kepada keselamatan, sedangkan kita sering cepat kehabisan tenaga ketika dihadapkan pada kebutuhan mereka yang kita layani. Kita begitu gampang menutup pintu bagi orang lain dengan alasan: kita tidak perlu memperhatikan kebutuhan mereka, karena Tuhan akan menyelesaikan masalah mereka. Sebaliknya, hati Kristus begitu meluap dan sadar akan kebutuhan mereka terhadap keselamatan. Secara kreatip, Tuhan menjangkau jiwa-jiwa, menyembuhkan banyak hati yang terluka, dan menyembuhkan lebih banyak penyakit. Apakah aku menggunakan semua kreatifitas, intelegensi, kehendakku untuk memperhatikan mereka yang dipercayakan Tuhan kepadaku? Apakah usaha-usahaku berakar dalam doa-doa yang intensip?
  2. Tuhan menggunakan kekuatan ilahi-Nya untuk menggandakan diri, dengan cara mengutus para murid-Nya ke tengah-tengah dunia. Orang-orang biasa, yang jumlahnya 72 orang, yang sebelumnya disembuhkan oleh Kristus, sekarang diutus untuk menyampaikan Kabar Gembira kepada orang lain. Bagaimana hal itu mungkin? Hal itu mungkin karena ketaatan mereka, terutama dengan mengikuti sikap dan teladan Kristus. Hal itu mungkin karena mereka bertindak atas nama Kristus, tahu bahwa Ia telah mengutus mereka. Perutusan mereka akan digenapi bukan oleh talenta, bakat, dan pribadi mereka yang karismatis, tetapi oleh kekuatan dan rahmat Allah yang turun kepada mereka, karena mereka melayani dengan tulus hati dan intensi murni. Apakah yang menjadi sumber perutusanku? Aku harus menjadi seperti 72 murid Kristus dengan memurnikan sikap kita yang egois dan penuh ambisi pribadi. Apakah orang lain dapat mengalami Kristus lewat hidupku?
  3. Serigala muncul ketika domba hadir. Kita tidak seharusnya berpikir bahwa perlawanan dan penyangkalan dari mereka menandai akhir dari perutusan kita. Sebaliknya, hal tersebut harus menjadi tantangan bagi kita: memang seperti itulah sikap mereka terhadap para utusan Kristus. Menjadi domba di tengah serigala menyiratkan bahwa serigala bisa dikalahkan dengan sikap rendah hati dan kesederhanaan hidup. Hati yang murni dan tanpa pamrih tidak memperbolehkan adanya kebencian, kemarahan, dan kesukaran yang memperlemah komitmen kita. (MS)