Rabu, 19 Juni 2019 DOA, PUASA, DAN DERMA
BACAAN
2Kor 9:6-11 – “Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita”
Mat 6:1-6.16-18 – “Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau”
RENUNGAN
- Yesus mengkritik orang-orang Parisi, karena mereka berdoa, berderma, dan berpuasa hanya demi dilihat orang, dipuji, dianggap saleh dan berwibawa. Yesus memperingatkan tentang bahaya praktek keagamaan yang munafik seperti itu dan menantang mereka agar kegiatan keagamaan didasari pada semangat batin yang akan menghantar seseorang kepada Tuhan. Yesus ingin menunjukkan relasi baru dengan Allah. Allah tidak hanya melihat yang kelihatan, tetapi melihat yang tersembunyi: “Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Dari pernyataan Yesus tersebut, maka kita tidak perlu munafik di hadapan Allah dan orang lain, karena Allah tahu apa yang kita buat.
- Ada umat yang aktif di Gereja hanya untuk memperlihatkan pengaruh dan posisinya di hadapan umat lainnya. Ada pula yang aktif di Gereja untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Namun, ada pula orang yang terlibat dalam kegiatan Gereja sebagai ungkapan iman dan tanda cintanya kepada Tuhan dan sesama. Dari keterlibatan dalam Gereja dan dalam lingkungan/ masyarakat, kita dapat mengukur dan menilai diri sendiri seberapa besar iman dan cintaku pada Tuhan. Yesus mengingatkan bagaimana seharusnya hidup keagamaan itu dihayati.
- Kehendak Yesus: agar doa, derma, dan puasa dihayati secara baru. Derma harus dipandang sebagai cara untuk berbagi kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan, agar tidak ada yang berkekurangan (Kis 2:44-45; 4:32-35). Yang dikehendaki Tuhan Yesus: Lakukanlah sedekah sedemikian sehingga tangan kiri tidak tahu yang dilakukan oleh tangan kanan. Hal ini berarti memberi derma dengan ikhlas dan sepenuh hati.
Doa menempatkan seseorang dalam relasi pribadi dan langsung dengan Allah, dalam keheningan. Dengan keheningan maka yang ada hanyalah aku dan Tuhan, bukan aku dan HP, bukan aku dan pikiranku yang ngelantur. Keheningan merupakan cara membangun relasi pribadi dengan Tuhan secara otentik dan mendalam. “Jikalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, …”
Puasa merupakan tindakan matiraga bagi diri sendiri sebagai bentuk ingin menyatukan diri dengan Tuhan. “Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu … supaya jangan dilihat orang … Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” - Bagaimana aku telah menjalankan doa, puasa, dan derma? (MS)