Selasa 18 Juni 2019, MENGASIHI SEPERTI BAPA DI SURGA
BACAAN
2Kor 8:1-9 – “Sekali pun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya”
Mat 5:43-48 – “Kasihilah musuh-musuhmu”
RENUNGAN
- Hukum lama: “Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu.” Bangsa Israel, pada waktu itu, membenci dan memusuhi orang-orang kusta, najis, miskin dan para pendosa. Mereka hanya mengasihi bangsanya sendiri, tetapi tidak mengasihi orang-orang di luar Israel. Orang-orang Samaria pun dimusuhi. Yesus mengkritik hukum tersebut dan menggantikannya dengan Hukum baru: “Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Dunia sekarang tidak hidup dalam kasih, justru mengembangkan budaya kebencian, balas dendam, bahkan pembunuhan.
- Mengapa harus mengasihi musuh? Karena kita adalah anak-anak Allah dan Allah adalah Kasih. Allah tidak bisa berbuat lain kecuali mengasihi. Mengasihi siapa pun, yang jahat maupun yang baik, yang setia kepada-Nya maupun yang menghujat-Nya. Dalam realitas keseharian hidup kita, kita lebih mudah mengasihi orang-orang yang berbuat baik kepada kita dan kita lebih mudah membenci orang-orang yang tidak kita sukai. Semua orang mampu melakukannya. Tetapi mencintai musuh, bukanlah sesuatu yang mudah. Tidak semua orang mampu melakukannya.
- Kasih sejati menuntun kita kepada kesempurnaan, bahkan kesempurnaan Allah sendiri. “Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Dengan kata-kata tersebut, Kristus ingin mengubah system hidup bersama komunitas beriman. Ia ingin membangun sesuatu yang baru yang berasal dari Allah Bapa, yang lemah lembut dan mengasihi semua manusia. Mudahkah mengasihi musuh? Syarat apakah yang harus ada di dalam diri kita agar kita mampu mengasihi musuh-musuh kita dan berdoa bagi mereka? (MS)