Sabtu 1 Juni 2019, Santo Yustinus , martir; PERCAYA KEPADA KASIH ALLAH

BACAAN

Kis 18:23-28 – “Apolos membuktikan dari Kitab Suci, bahwa Yesus adalah Mesias”
Yoh 16:23b-28 – “Bapa mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah”

 

RENUNGAN

  1. Mintalah, maka kamu akan menerima:
    Ketika saya masih seorang anak, saya seringkali malu ketika harus ketemu dengan orang yang sama sekali asing. Di samping malu, juga ada rasa tidak percaya dan was-was. Demikian juga ketika kita akan berdoa. Kita tidak yakin jika Allah akan baik hati untuk mendengarkan permintaan kita, karena pengalaman mengatakan bahwa doa-doa kita jarang dikabulkan. Namun kita perlu ingat betapa Allah sungguh senang jika kita meminta sesuatu dan percaya bahwa Allah pasti akan mengabulkan. Maka rasa takut, was-was dan tidak percaya harus dibuang jauh-jauh ketika kita berdoa memohon sesuatu kepada Allah.
  2. Penyataan Pribadi Allah:
    Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi dan sarana untuk mengungkapkan gagasan. Namun demikian bahasa kita tetaplah terbatas, tidak mampu mengungkapkan seluruh gagasan secara utuh dan lengkap. Kekuasaan Allah, yang keagungan-Nya sangat mengagumkan, berada di luar kemampuan jangkauan kita. Yesus, sebagai wahyu Allah, yang benar-benar Allah dan benar-benar manusia, menjadi jembatan antara bahasa manusia kita dengan Allah. Misalnya, Allah disebut-Nya sebagai Bapa. Pada suatu hari, Yesus berjanji kepada kita untuk mengatakan secara terang dan bahkan memperkenalkan kita kepada Bapa.
  3. ”Bapa sendiri mengasihi kamu”
    Benar, bahwa tak seorang pun pernah melihat Allah sebagaimana Ia. Namun demikian Allah tidak sepenuhnya tidak kelihatan bagi kita. Ia mengasihi kita. “Kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya” (1Yoh 4:9). Allah telah menjadikan diri-Nya kelihatan. Dalam Yesus, kita mampu melihat Bapa (Yoh 14:9). Dalam diri Yesus, Allah datang kepada kita, Ia mencari untuk memenangkan hati kita, Ia memanggul Salib menuju Golgota, Ia menampakkan diri sesudah kebangkitan-Nya, dan Ia mendampingi Gereja sepanjang perjalanannya. Yang dituntut dari kita adalah percaya kepada Allah yang selalu mengasihi kita. (MS)