XXXI. LEGIO MARIA
1. Legio Maria – Pasukan Maria – merupakan sebuah kelompok kerasulan awam Katolik yang melayani Gereja Katolik secara sukarela. Legio Maria berjuang di bawah panji-panji Santa Maria Tak Bernoda dengan bersenjatakan doa-doa.
2. Sejarah
Legio Maria didirikan di Dublin, Irlandia, oleh Frank Duff, seorang awam Katolik, pada 7 September 1921. Anggota pertamanya adalah Frank Duff, pastor Michael Toher, dan 13 wanita. Pada umur 18 tahun, ia menjadi pegawai negeri sipil dan bekerja di departemen keuangan. Dalam umur 24 tahun, dia bergabung dalam Serikat Santo Vincentius (SSV) yang kemudian benar-benar mengubah hidupnya. Yang paling menarik perhatian Frank Duff adalah sabda Yesus yang sangat ditekankan dalam SSV: “Segala sesuatu yang kamu lakukan bagi saudaraku yang paling hina ini, kamu lakukan untuk aku” (Mat 25:40). Dari sini terlihat hubungan erat antara Legio Maria dan SSV. Frank Duff berkehendak menguatkan aspek spiritual yang saat itu diabaikan, sehingga Legio Maria muncul untuk mengisi kekosongan tersebut.
Buku Bakti Sejati tulisan St. Monfort yang dibacanya memberinya pencerahan. Sejak tahun 1918 (“perjumpaannya” dengan buku Bakti Sejati) Frank sungguh-sungguh terinspirasi untuk mengenal secara lebih dalam ajaran Mariologi (teologi tentang Bunda Maria) karena kalau tidak, mugkin dia akan terjerumus ke dalam bentuk devosi yang dangkal. Setiap pertemuan bulanan SSV, Frank selalu membahas buku Bakti Sejati dengan penuh antusias.
Roh dan semangat Maria selalu hadir dalam setiap pertemuan yang diadakan. Mereka bukan saja datang untuk membentuk sebuah perkumpulan atau organisasi, melainkan untuk menyediakan diri bagi suatu tugas pelayanan, untuk mencintai dan melayani seseorang. Pada awalnya, perkumpulan itu dinamakan Perserikatan Maria Berbelaskasih dan kemudian menjadi Legio Mariae (Pasukan Maria).
3. Spiritualitas
Spiritualitas Legio Maria didasarkan pada ajaran St. Louis Grignion de Monfort sebagaimana dikemukakan dalam buku Bakti Sejati kepada Maria. Grignion de Monfort mempromosikan “dedikasi total” kepada Kristus melalui pengabdian kepada Santa Perawan Maria. Elemen penting lainnya yang membentuk spiritualitas Legio adalah devosi Frank Duff kepada Roh Kudus. Itulah juga yang mendasari Janji Legio ditujukan kepada Roh Kudus dan Gambar Veksilum Legio Maria (Panji).
“Semangat Legio Maria adalah semangat Maria sendiri. Legio terutama berusaha meniru kerendahan hatinya yang luar biasa, ketaatannya yang sempurna, keindahannya yang laksana malaikat, doanya yang terus menerus, mati raga yang menyeluruh, kemurniannya yang tak bercela, ketaatannya yang gagah berani, kebijaksanaannya yang surgawi, pengorbanannya untuk kasih akan Allah dan di atas segalanya adalah imannya, bahwa kebajikan tanpa batas hanya ada pada dirinya dan tidak ada duanya. Dijiwai oleh kasih dan iman Maria ini, Legio sanggup melaksanakan tugas apa saja dan “tidak pernah mengeluh bahwa suatu tugas adalah tidak mungkin, karena yakin bahwa mereka boleh dan dapat melakukan apa saja” (Buku Pegangan Legio Maria Hal.13)
4. Menjadi Anggota Legio
Tidak mudah menjadi prajurit pasukan Maria, apalagi perkembangan jaman sekarang sungguh menantang. Banyak rintangan dan halangan yang tidak mudah. Para Legioner diajak untuk mengenali dan mengalahkan rintangan, bukan melarikan diri dan ketakutan. Senjata andalannya adalah pengetahuan iman tentang doa, di mana Bunda Maria sebagai sosok keteladanan iman. Senjata tersebut merupakan bekal para Legioner untuk melayani umat. Legio Maria memiliki ciri militansi dalam membangun kesetiaan, keberanian, kedisiplinan dan ketaatan.
Dalam Legio Maria ada anggota aktif, di mana setiap minggu rutin mengikuti rapat, menjalankan kewajiban berdoa Katena setiap hari dan menjalankan tugas-tugas yang diberikan oleh Ketua selama rapat. Legio Maria juga memiliki keanggotaan yang disebut anggota auksilier, yaitu anggota tidak aktif. Disebut tidak aktif karena anggota auksilier tidak mengikuti rapat mingguan dan tidak melakukan tugas-tugas yang dibagikan selama rapat. Seorang anggota auksilier bertugas untuk berdoa setiap hari doa-doa yang ada dalam tessera, termasuk doa Rosario
5. Istilah-istilah dalam Legio Maria
a. Tessera: merupakan sebuah lembaran yang berisi Doa-doa Legio, dilengkapi dengan sebuah reproduksi gambar Legio, diberikan kepada setiap anggota aktif maupun auksilier.
b. Katena: rantai doa Legio. Setiap hari seorang anggota Legio (aktif) harus berdoa katena yang terdiri dari Magnificat, doa pujian Maria dan kidung sore Gereja. Doa katena merupakan mata rantai antara Legio dengan kehidupan sehari-hari semua anggotanya dan juga merupakan ikatan yang mempersatukan anggota satu dengan lainnya dengan Ibu yang Terberkati.
c. Veksilum Legionis: Panji Legio. Panji Legio berisi gagasan bahwa dunia akan ditaklukkan oleh Roh Kudus yang berkarya melalui Maria dan putra-putrinya.
d. Acies: upacara penyerahan diri legioner kepada Bunda Maria. Dalam upacara ini juga ada pembaruan janji kepada Maria.
e. Presidium: satu unit Legio Maria yang berada di suatu paroki.
f. Alokusio: amanat singkat yang disampaikan oleh Pemimpin rohani, berupa penjelasan atau komentar tentang buku pegangan.
g. Perwira: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
h. Kuria: gabungan beberapa presidium. Kuria yang lebih tinggi kedudukannya diberi nama khusus, yaitu Komisium.
i. Regia: dewan yang ditunjuk oleh Konsilium untuk mengurus Legio Maria di wilayah yang terlalu luas untuk satu Komisium tetapi kurang luas untuk satu Senatus.
j. Senatus: adalah dewan yang ditunjuk oleh Konsilium untuk memegang pimpinan Legio Maria dalam satu Negara.
k. Konsilium Legionis Maria: Dewan pusat tetinggi yang mempunyai kekuasaan memerintah dalam Legio. Hanya Konsilium yang berwenang mengeluarkan, mengubah atau menafsirkan peraturan-peraturan; membentuk atau membubarkan presidium dan dewan lain di bawah kekuasaannya, menetapkan kebijaksanaan Legio dalam segala segi, menyelesaikan segala perselisihan dan permohonan.
MS – Jumat, 31 Mei 2019