XXX. BUNDA MARIA DALAM SENI
- Santa Perawan Maria adalah salah satu dari tema-tema penting dalam kesenian Gereja Katolik Roma. Seni tentang Bunda Maria meliputi karya ukir, lukisan, mosaik, karya logam, jahitan, bahkan karya arsitektur. Kesenian Gereja Katolik telah memainkan peran penting di dalam sejarah dan perkembangan kesenian Dunia Barat selama berabad-abad. Ratusan ribu seni rupa Bunda Maria dalam agama Katolik Roma yang membahas berbagai tema seni Bunda Maria telah dibuat.
- Patung atau gambar Bunda Maria disebut Madonna (Tuan Putri), terutama yang dibuat di Italia pada Abad Pertengahan. Dalam Gereja Ortodoks Timur, citra Maria disebut dengan istilah Teotokos (=Bunda Allah). Di Prancis disebut dengan istilah Notre Dame, yang berarti “Tuan Putri Kita.” Sedangkan kita menyebutnya dengan istilah Bunda Maria terjemahan dari bahasa Latin Mater Maria.
- Citra-citra Maria tertua berasal dari zaman Gereja Perdana (abad ke-2 sampai abad ke-3) diketemukan dalam katakomba-katakomba Roma dan sifatnya naratif. Citra Madonna atau Teotokos gaya klasik berkembang sejak abad ke-5, seiring meningkatnya devosi kepada Bunda Maria setelah Konsili Efesus yang meneguhkan status Maria sebagai Bunda Allah atau Teotokos pada tahun 431. Ikonografi Teotokos berkembang pada abad ke-6 sampai abad ke-8, dan mencapai puncaknya pada Abad Pertengahan (abad ke-12 sampai abad ke-14), baik di kalangan Ortodoks maupun Latin.
- Dalam tradisi seni rupa dunia Barat, bermacam-macam citra Madonna telah dihasilkan oleh para maestro Abad Pembaruan seperti Duccio, Leonardo da Vinci, Michelangelo, Raffaello, Giovanni Bellini, Caravaggio, dan Ruben. Beberapa seniman beraliran modern pun menghasilkan karya-karya Madonna, antara lain Salvador Dali dan Henry Moore, sedangkan ikonografi Ortodoks Timur tetap mempertahankan tradisi warisan lama. Sebutan-sebutan tersebut merupakan tanda semakin berkembangnya devosi dan seni rupa yang digunakan sebagai sarana devosi kepada Sang Perawan Maria.
- Pada abad ke-13, Madonna ditampilkan sebagai Ratu Surga, dalam posisi duduk di atas singgasana. Tujuan utama pembuatan citra Madonna adalah untuk mengingatkan orang akan konsep teologi yang sangat mengagungkan kemurnian atau keperawanan. Hal ini juga tampak pada warna pakaian Madonna. Warna biru melambangkan kemurnian, keperawanan, dan kebangsawanan.
- Di Indonesia ada usaha untuk menampilkan Bunda Maria dalam gaya daerah. Basoeki Abdullah membuat lukisan Bunda Maria yang terlepas dari pakem pada umumnya. Biasanya Bunda Maria ditampilkan dalam rupa wanita Timur Tengah atau wanita Barat. Dalam imajinasinya, Basoeki Abdullah melukiskan Bunda Maria dalam keayuan wanita Jawa. Bunda Maria dilukiskan di atas alam Indonesia, berbusana Jawa, menggunakan kain batik motif parang dan baju kebaya warna biru serta kerudung dan selendang warna putih. Tebaran awan di sekeliling tubuhnya, serta latar belakang cahaya, di bagian kaki dan kepalanya seperti aurora yang memancar dari tubuhnya yang suci. Kedua tangannya terentang di kanan-kiri tubuh dengan telapak tangan terbuka, menunjukkan keterbukaan bagi siapa pun yang meu “menghampirinya.”
- Keuskupan Agung Jakarta menampilkan lukisan “ Maria – Bunda Segala Suku” sebagai devosi kebangsaan. Gambar hasil lomba tersebut telah menghiasi gereja-gereja Katolik di seantero Keuskupan Aung Jakarta. Beberapa ciri dari lukisan ini adalah bendera Merah-Putih, motif lambang Garuda Pancasila, warna emas, mahkota, kerudung, baju kebaya putih, rok panjang warna merah dan suku-suku. Dengan munculnya devosi kepada Maria, Bunda Segala Suku, lahir pula sebuah museum Maria, Bunda Segala Suku. Museum berisi lukisan dan patung Bunda Maria dari berbagai suku seperti Jawa dan Dayak, dan lain-lain. Dengan berdirinya museum tersebut, diharapkan umat semakin mencintai Kristus lewat devosi kepada Bunda Maria.
MS -Kamis, 30 Mei 2019