XXVIII: DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA DALAM HIDUP DAN KARYA SANTO YOHANES PAULUS II

  1. Devosi Santo Yohanes Paulus II kepada Bunda Maria berasal dari keluarga dan dari parokinya di Wadowice. Di samping sekolahnya ada kapel yang dipersembahkan kepada Bunda Penolong Abadi, di mana pada pagi hari sebelum belajar, anak-anak pergi ke kapel untuk berlutut dan berdoa, dan begitu pun juga ketika pelajaran selesai. Di Wadowice juga terdapat biara Karmelit di mana disimpan skapulir Madonna dari Karmel. Ia sering membawanya sebagai perlindungan. Kebiasaan seperti ini tentu saja berasal dari keluarganya yang memiliki keteraturan dalam hidup doa.
  2. Setelah kepergian ibunya, waktu itu Santo Yohanes Paulus II berusia 9 tahun, ia memandang Maria sebagai Bunda ilahinya, yang terus membawa pengaruh besar dalam kehidupan panggilannya. Di usianya yang masih muda, St. YP II sudah terlibat dan bertekun bersama kelompok Rosario yang berkumpul untuk berdoa setiap hari Sabtu. Dalam hal ini ia yakin bahwa Bunda Maria membawa orang-orang kepada Kristus, sekaligus Kristus membawa mereka kepada Bunda-Nya. Dengan begitu, pemahaman iman akan Maria membawa St. YP II pada penghayatan hidup Santa Perawan Maria dalam kehidupan dan karya-karyanya. Hal ini terungkap jelas dalam posisinya sebagai plemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma: Doa Rosario sebagai doa kesayangannya. Motto Totus Tuus, huruf M, cara hidup Santa Perawan Maria sangat ditonjolkan dalam karya-karya tulisnya. Bahkan dalam karya-karya tulisnya yang lain, ia selalu mempersembahkan doa dan permohonan kepada Maria, sehingga orang-orang menyebutnya sebagai Mary’s Pope, Paus milik Maria.
  3. Penghayatan Spirit Bunda Maria yang ditonjolkan St. JP II selama masa jabatannya sebagai Paus membuat dunia mengenalnya sebagai Paus yang rendah hati, memiliki kehidupan doa yang sungguh, hidup seturut nasihat injili, terlebih setia sebagai pengikut Kristus yang sejati.
  4. Keyakinan Santo Yohanes Paulus II akan Maria Bunda Penolong memperteguh imannya bahwa Kristus dan Bunda-Nya akan selalu menolong dia dalam karya-karyanya. Bunda Maria menjadi teladan penyerahan diri dan pengharapan baginya, sekaligus menjadi perantara kepada Kristus. Penghayatan hidup akan Maria memperteguh panggilan hidup imamatnya. Sebab Bunda Maria adalah Bunda para imam, Bunda yang terberkati, sekaligus Bunda kedukaan dan penghiburan di mana para imam perlu bersandar dan berdoa padanya dalam kesulitan dan tantangan hidup yang mereka alami. Hal ini sungguh menunjukkan kedekatan hidup Santo Yohanes Paulus II dengan kehidupan para imam.
  5. Ungkapan hati Santo YP II tentang Bunda Maria: “Wanita beriman ini, Maria dari Nazaret, Bunda Allah, telah diberikan kepada kita sebagai teladan peziarahan iman kita, Dari Maria kita belajar untuk tunduk kepada kehendak Allah dalam segala hal, kita belajar untuk percaya bahkan bila semua harapan tampak sirna; kita belajar untuk mencintai Kristus, Putranya dan Putra Allah. Sebab Maria bukan hanya Bunda Allah, ia juga Bunda Gereja.”
    (Paus Yohanes Paulus II, 6 Oktober 1979)

 

Selasa, 28 Mei 2019