XXIV. LITANI SANTA PERAWAN MARIA
- Litani Santa Perawan Maria kerap didoakan setelah doa Rosario. Doa Litani ini merupakan
warisan Gereja yang secara turun-temurun diajarkan dan didoakan. - Litani Santa Perawan Maria adalah salah satu di antara enam litani yang secara resmi diterima dalam Gereja Katolik: Litani Para Kudus, Litani Nama Yesus, Litani Hati Kudus, Litani Darah Mulia dan Litani Santo Yusup. Dalam Liturgi resmi, malam Paskah atau Liturgi Tahbisan, yang selalu dipakai adalah Litani Para Kudus.
- Bagi umat Katolik, doa Litani tidaklah asing. Doa Litani adalah doa yang terdiri atas serangkaian permohonan atau seruan yang dibawakan oleh seorang pemimpin, lalu oleh para hadirin ditanggapi dengan seruan yang sama, misalnya: Doakanlah kami, Kasihanilah kami, atau Dengarkanlah kami. Banyak agama menggunakan cara berdoa seperti ini. Umat Israel juga mempraktekkannya, misalnya Mazmur 136 terdapat seruan ulangan: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Pada umat Kristen, doa berupa litani sudah ada sejak abad ke-4.
- Litani Santa perawan Maria, seperti bentuknya sekarang, sudah beredar sejak tahun 1550. Doa Litani ini dapat dilihat di buku Puji Syukur no 214. Struktur doa Litani selalu tetap: dibuka dengan serangkaian seruan “Kasihanilah kami” kepada Kristus, disusul seruan kepada Allah Tritunggal, dan kepada Bunda Maria. Litani ditutup dengan seruan kepada Kristus sebagai Anak Domba Allah. Ketika dalam doa Litani kita menyebut nama atau gelar Maria, kita minta didoakan olehnya (Doakanlah kami). Dengan menyebut bermacam-macam gelar Maria, kita menyoroti Maria sebagai Bunda Allah dan Perawan yang unggul di antara para kudus, termasuk malaikat, baik para kudus Perjanjian Lama (bapa bangsa, nabi) maupun Perjanjian Baru (Rasul, Martir, Pengaku Iman, Perawan).
- Dalam Doa Litani kepada Santa Perawan Maria, kita menemukan banyak gelar yang disandang oleh Bunda Maria yang kita tidak tahu artinya, sehingga menyebabkan banyak orang bertanya-tanya dalam hati ketika berdoa Litani ini. Dalam tulisan XXII tentang “Gelar Bunda Maria” telah diulas serba singkat: Benteng Daud, Tabut Perjanjian, Takhta Kebijaksanaan, Bintang Timur, Pintu Surga, Bintang Samudera, dan Rosa Mystica.
- Dalam Litani ini, Maria juga digelari Perlindungan Orang Berdosa. Orang berdosa yang dalam doanya bergabung dengan kasih Maria, tentu saja tidak terkena murka Allah. Sifat Litani ini adalah Kristosentris (Kristus sebagai pusat doa). Maria selalu berada dalam relasinya dengan Kristus, sehingga Maria tidak dapat tidak mengantar orang yang berdoa sampai kepada Kristus dan kepada Allah Tritunggal, sebagaimana dengan tegas ditonjolkan dalam pembukaan Litani ini. Maka doa penutup Litani langsung tertuju pada Allah: “Ya Allah, kami hamba-Mu berdoa kepada-Mu, semoga oleh belas kasih-Mu kami mem¬per¬oleh keselamatan badan dan jiwa, serta karena doa Santa Perawan Maria, kami terhindar dari kesusahan du¬nia ini dan dapat mera¬sakan kebaha¬gia-an kekal di surga. Dengan pengantaraan Kris¬tus, Tuhan kami. Amin.”
- Semoga dengan semakin memahami doa Litani Santa Perawan Maria ini, kita semakin mencintai Kristus yang mendatangkan rahmat berlimpah lewat Santa Maria, Bunda Allah, yang selalu berdoa bagi kita.
MS – Jum’at, 24 Mei 2019