XXIII. GELAR BUNDA MARIA

Bunda Maria sangat dihormati oleh Gereja, sehingga sangat banyak gelar dan sebutan yang diberikan kepadanya untuk menghormati peranannya dalam Gereja. Sebuah sumber menyebut ada 117 gelar Maria. Dalam tulisan ini hanya gelar utama saja yang akan diulas.

Gelar Bunda Maria berdasarkan sifat gelarnya dikelompokkan:

  1. Gelar yang bersifat doktrinal adalah gelar Maria yang secara dogmatis penting bagi Gereja, misalnya Maria Bunda Allah, Maria Perawan yang Terberkati, Maria yang Dikandung Tanpa dosa atau Bunda Gereja.
  2. Gelar yang bersifat devosi. Banyak gelar ini berasal dari Kitab Suci, misalnya Tabut Perjanjian, Menara Gading, Benteng Daud, Bintang Timur, Bintang Samudera, Cermin Keadilan, Takhta Kebijaksanaan, Pintu Surga, Mawar yang Gaib, Ratu Damai.
  3. Gelar karena penampakan atau karena geografis, misalnya Bunda Maria Lourdes, Bunda Maria Fatima, Bunda Maria La Salete, Bunda Maria Sendangsono, dan lain-lain.

Arti gelar-gelar tersebut:

Benteng Daud: adalah benteng yang berdiri menyolok dan kokoh di puncak tertinggi pegunungan yang mengelilingi Yerusalem. Benteng ini berperan sebagai sarana pertahanan kota. Bunda Maria dibandingkan dengan Benteng Daud karena kesuciannya, karena dikenal sebagai penuh rahmat, dan karena ia dikandung tanpa dosa. Dengan doa-doa dan teladannya, Maria merupakan bagian dari “sarana pertahanan” Tuhan dengan mana Kerajaan Allah akan berdiri tegak tak terkalahkan dan dosa akan senantiasa dikalahkan.

Gelar Tabut Perjanjian” mengangkat peran keibuan Maria. Dalam Perjanjian Lama, Tabut Perjanjian adalah rumah bagi Sepuluh Perintah Allah, Hukum Tuhan. Perkataan malaikat Gabriel kepada Maria, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau” (Luk 1:35) menyatakan gagasan yang sama. Karena itu Maria yang memberi “rumah” Yesus dalam rahimnya. Karena itu, Maria juga disebut Rumah Kencana, karena Maria yang mengandung Kristus, maka ia digelari Takhta Kebijaksanaan.

Bagi orang Katolik, Bunda Maria juga melambangkan pengharapan yang besar. Konsili Vatikan II mengajarkan: “Sementara itu Bunda Yesus telah dimuliakan di surga dengan badan dan jiwanya, dan menjadi citra serta awal Gereja yang terus mencapai kepenuhannya di masa yang akan datang. Begitu pula di dunia ini ia menyinari Umat Allah yang sedang mengembara sebagai tanda harapan yang pasti dan penghiburan, sampai tibalah hari Tuhan” (Lumen Gentium no 68). Karena alasan ini Bunda Maria digelari Bintang Timur, karena melambangkan orang-orang Kristen yang menang, yaitu mereka yang bertekun dalam iman dan beroleh bagian dalam kuasa Mesianis Kristus dan menang atas kuasa kegelapan yaitu dosa dan maut (Why 2:26-28). Maria juga disebut Pintu Surga, karena ia merupakan sarana yang dipergunakan Kristus untuk datang dari surga demi membebaskan manusia dari dosa. Maria ajuga disebut Bintang Samudera. Bunda Maria bagaikan bintang samudera membimbing para nahkoda mengarungi lautan berbadai menuju pelabuhan yang aman. Ia digelari Mawar yang Gaib (Rosa Mystica). Mawar dianggap sebagai bunga yang terindah. Bunda Maria memiliki kekudusan dan keutamaan yang manis.

Segala gelar ini mengingatkan kita akan pentingnya peran Bunda Maria dalam spiritualitas Katolik, sebagai teladan keutamaan dan kekudusan, dan sebagai tanda akan kehidupan yang akan datang.

 

MS – Kamis, 23 Mei 2019