XV. MARIA, RATU SURGA
- Ratu Surga merupakan salah satu gelar Bunda Maria. Karena Maria yang paling unggul di antara semua murid Tuhan, maka secara unggul pula dia diikutsertakan dalam kemenangan Kristus. Gelar sebagai Ratu Surga tidak boleh dimengerti seolah Maria menjadi saingan Allah dengan kekuasaan surgawi-Nya. Maria dinyatakan sebagai Ratu Surga justru karena kerendahan hatinya yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk melakukan kehendak Allah.
- Gelar Maria sebagai Ratu Surga berhubungan dengan gelar Bunda Maria yang lainnya, yaitu bahwa Bunda Maria adalah Bunda Kristus “yang berkuasa atas raja-raja bumi ini” (Why1:5). Setelah mengakhiri pertandingan, Rasul Paulus mengatakan, “telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan” (2Tim 4:8). Hal ini pasti berlaku untuk Bunda Maria, yang ketaatan imannya terus terpelihara sejak mengandung Yesus sampai mendampingi-Nya di kaki Salib. Sikap iman seperti ini mendatangkan mahkota kehidupan yang dijanjikan Tuhan (Yak 1:12; 1Pet 5:4; Why 2:10).
- Sabda Tuhan menggambarkan Bunda Maria sebagai Perempuan yang bermahkota duabelas bintang (Why 11:19; 12:1).
- Dalam Kitab Suci, disebutkan bahwa ratu kerajaan yang duduk di sebelah kanan raja adalah bunda sang raja. Dalam Perjanjian Lama, ratu kerajaan bukanlah isteri sang raja, melainkan ibu sang raja. Sebab di masa itu raja dapat mempunyai lebih dari satu istri, sedang ia hanya mempunyai satu ibu. Ibu ini dihormati bersama raja (Yer 13:18), dan namanya dicantumkan bersama dengan setiap raja Yehuda (1Raj 14:21; 15:9-10; 22:42; 2Raj 12:2; 14:2; 15:2; 15:33). Kitab Mazmur juga mengisahkan adanya permaisuri yang berpakaian emas, berada di sebelah kanan sang Raja (Maz 45:10), yang takhtanya tetap untuk selama-lamanya (Mzm 45:7). Dengan demikian gelar Bunda Maria sebagai Ratu Surga berhubungan dengan perannya yang istimewa dalam sejarah keselamatan, yaitu sebagai Bunda yang melahirkan Kristus Sang Raja Penyelamat umat manusia. Ratu Surga yang mengacu kepada Bunda Maria tidak sama dengan istilah ratu surga yang disebut dalam Yer 7:18; 44:17 yang mengacu kepada dewi kesuburan bangsa-bangsa Semit, yaitu dewi Astoret.
- Martabat Bunda Maria sebagai Ratu bukanlah sesuatu yang jauh dari kehidupan kita. Martabat sebagai Ratu bukanlah sekedar kedudukan menonjol di surga yang harus kita kagumi dari jauh, melainkan justru martabat Maria sebagai Ratu berfungsi sebagai ikon, suatu tanda eskatologis dari panggilan semua orang beriman: ambil bagian dalam kemenangan mulia Kristus atas dosa dan kematian (LG 68; KGK 972).
MS – Rabu, 15 Mei 2019