Kamis 11 April 2019, MENURUTI FIRMAN-NYA
BACAAN
Kej 17:3-9 – “Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa”
Yoh 8:51-59 – “Abraham bapamu bersukacita, bahwa ia akan melihat hari-Ku”
RENUNGAN
- Dalam Injil hari ini, Yesus mengadakan percakapan dengan orang-orang Yahudi. Topik percakapan: tentang kematian. Ada pemahaman yang berbeda antara Yesus dengan mereka. Bagi orang Yahudi, kematian adalah kematian phisik, sedangkan Yesus memandangnya dari segi rohaninya. Kristus mengingatkan kita tentang gawatnya kematian rohani ini, yang disebabkan oleh dosa. Maka dalam Litani Para Kudus, Gereja secara tradisional berdoa agar dibebaskan dari kematian kekal (mors perpetua). Prapaskah merupakan masa untuk menghapus semua bentuk kejahatan dari diri kita, terutama melalui doa, pertobatan, dan amal kasih.
- Teman bicara Yesus tidak pernah mampu memahami arti kata-kata-Nya karena mereka berpikir dari sudut materiil jasmaniah semata. Hanya dengan iman dan bantuan Roh Kudus kita dapat memahami Allah. Dunia sekarang ini sudah dijiwai roh materialisme. Bagi mereka, solusi apa pun bisa diselesaikan dengan uang, tidak perlu yang rohani. Tetapi tahukah bahwa semakin kita kaya dalam hal materiil dan berkemampuan teknologi tinggi, hati kita semakin kosong. Benda-benda materiil perlu, karena kita merupakan bagian daripadanya. Tapi kalau kita hanya semata-mata fokus pada dunia materiil, tidak pernah mampu memenuhi kebutuhan terdalam manusia. Tuhan berkata: “Rohlah yang memberi hidup” (Yoh 6:63). Sebagai orang beriman, kita harus melihat hidup kita dan dunia kita dari terang rohani, supaya kita tidak buta terhadap kebenaran yang mengatasi dunia materiil.
- Tantangan Yesus untuk membangkitkan hati dan jiwa para lawan-Nya ke arah level spiritual, menimbulkan perlawanan dahsyat. “Mereka mengambil batu untuk melempari Dia.” Kristus selalu menantang kita untuk tujuan yang lelbih tinggi. Bagaimana aku menanggapi tantangan Kristus ini? (MS)