Sabtu 6 April 2019, KEBENARAN DAN CINTA
BACAAN
Yer 11:18-20 – “Aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih”
Yoh 7:40-53 – “Apakah engkau juga orang Galilea?”
RENUNGAN
- Sebelum perikope Injil hari ini, Tuhan Yesus telah berbicara tentang Diri-Nya sebagai air hidup (Yoh 7:38), dan menimbulkan reaksi dari banyak orang. Pertama-tama, mereka berpikir bahwa Yesus adalah seorang nabi, tetapi kemudian mulai percaya bahwa Ia adalah Mesias. “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yoh 6:37). Bahkan para satpam bait Allah tidak bisa menangkap dan membawa Dia, karena mereka begitu tertegun dengan kata-kata-Nya. Kristus mengatakan kepada para rasul-Nya untuk tidak mempersiapkan diri ketika mereka di hadapan para hakim (Mrk 13:11). Bagi Yesus, hidup dalam kebenaran merupakan persiapan terbaik dalam menjawab ketika kita dalam paksaan.
- Nikodemus berusaha membela Yesus, tetapi para pemimpin tidak ingin bertemu dengan Yesus dan tidak ingin mendengarkan Dia. Sikap keras kepala para pemimpin menjadikan mereka error: “Tidak ada nabi yang datang dari Galilea.” Padahal Yunus dan Hosea adalah nabi-nabi yang berasal dari Galilea. Mereka tidak hanya error, tapi juga benci dan iri hati. Mereka menuduh Yesus telah memalsukan identitas diri-Nya. Apakah aku malu ketika harus mengatakan kebenaran?
- Kebenaran sering sukar untuk disembunyikan. Secara khusus, kebenaran tentang Kristus dalam hidup kita, Dia adalah Tuhan dan Penyelamat. Ia patut mendapatkan segalanya dari kita. Memang iman kita nampak irrasional dalam dunia yang menghargai kemajuan teknologi dan mengejar untuk menjadi nomer satu. Tapi bagi orang-orang Kristen, dalam perjalanan sepanjang segala abad, percaya kepada Yesus Kristus merupakan sebuah pengalaman kebebasan yang sesungguhnya. Dalam percaya kepada Kristus, kita memiliki kebebasan untuk mencintai, yang sungguh-sungguh manusiawi dan ilahi, cinta seperti Kristus yang telah mencintai kita secara total sampai mati di kayu Salib. (MS)