Minggu, 31 Maret 19 – HM Prapapskah IV, PENGAMPUNAN ALLAH MELEBIHI YANG KITA HARAPKAN
BACAAN
Yos 5:9a.10-12 – “Umat Allah memasuki tanah yang dijanjikan, dan merayakan Paskah”
2Kor 5:17-21 – “Allah mendamaikan kita dengan diri-Nya lewat Kristus”
Luk 15:1-3.11-32 – “Adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali”
RENUNGAN
- Dengan minta warisan ketika ayahnya masih hidup, berarti si bungsu telah mengabaikan perintah “hormatilah ayah-ibumu” (Kel 20:12). Orang tua seolah-olah sudah mati baginya. Ia juga menghilangkan tanah warisan keluarga. Ia melanggar perintah Allah, “berdosa terhadap surga.” Ia hidup berfoya-foya. Ia menghamburkan harta milik ayahnya, harta yang seharusnya tetap menghidupi keluarga besar ayahnya.
- Dari bacaan nampak jelas bahwa si anak tersebut dalam keadaan tidak selamat dan tidak tertolong. Ia menyadari dan mengakui kesalahannya, dan pulang dengan rendah hati, tanpa menuntut hak apa pun. Sebelum menyatakan penyesalannya, ayahnya sudah menjemput, merangkul, mencium, dan berpesta karena anaknya yang mati hidup kembali.
- Sebelum orang berdosa mengakui kesalahannya, belas kasihan Bapa sudah tersedia terlebih dahulu. Bapa menerima kembali orang yang bertobat dengan memulihkan statusnya sebagai anak yang dikasihi, melebihi harapan orang yang bertobat. Dari kisah anak sulung, pengampunan Bapa terhadap orang berdosa kurang menjadi berita gembira bagi orang yang taat beragama. Mereka menjadi iri hati, cemburu dan sangat tidak suka bila ada orang yang maju dalam hidup. Hidup keagamaan mereka hanya sebagai kewajiban, bukan kasih akan Allah. Dia orang upahan, bukan anak Bapa. Ia adalah anak sulung. (MS)