Rabu 20 Maret 2019, MENEMPATKAN ALLAH SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN; YESUS PALING UTAMA

BACAAN

Yer 18:18-20 – “Persekongkolan melawan nabi Yeremia”
Mat 20:17-28 – “Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati”

 

RENUNGAN

  1. Menuju Yerusalem berarti menderita sengsara dan mati disalib. Ketika mendengar bakal penderitaan Sang Guru, para murid tidak mengerti bahwa Mesias harus menderita (Luk 18:34). Bagi mereka, Mesias tidak pernah akan menderita (Mat 16:21-23). Banyak orang mengawali kerasulan dengan penuh semangat dan intensi murni, tetapi jika kita sembrono dan tidak merawatnya, akan berubah menjadi cari perhatian semata.
  2. Ketika Yesus mengatakan tentang Penderitaan dan Salib, para murid sibuk dengan ambisi mereka masing-masing, berebut menjadi yang utama. Mereka menginginkan ganjaran karena sudah mengikuti Yesus. Yang terjadi adalah ketegangan, kemarahan, irihati di antara mereka. Di lingkungan umat Gereja pun juga sering terjadi hal yang sama. Ketika mereka menjawab “Kami dapat” sesungguhnya jawaban tersebut tidak muncul dari kesadaran, karena beberapa hari kemudian mereka meninggalkan Yesus seorang diri pada saat penderitaan-Nya (Mrk 14:50), dan Yesus harus mempersembahkan kepada Bapa-Nya sebuah piala baptisan, penderitaan dan salib sendirian.
  3. Yesus meluruskan pandangan para murid: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu.” Pelayanan merupakan obat untuk melawan ambisi-ambisi pribadi, terutama pelayanan yang membawa orang lain untuk mencintai dan melayani Allah. (MS)