Jumat, 8 Maret 2019 SAATNYA BERPUASA

BACAAN

Yes 58:1-9 – “Berpuasa, yang kukehendaki, ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman”
Mat 9:14-15 – “Mempelai itu akan diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa”

 

RENUNGAN

  1. Yesus tidak pernah mendesakkan praktek puasa kepada para murid-Nya. Walaupun Ia menjalani puasa selama 40 hari (Mat 4:2), Ia membebaskan para murid-Nya untuk berpuasa atau tidak. Maka para murid Yohanes bertanya: “Mengapa kami dan orang Parisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”
  2. Saat Yesus bersama para murid-Nya adalah saat pesta, bukan saat berpuasa. Pada suatu hari mempelai laki-laki tidak akan bersama mempelai perempuan. Pada saat itulah mereka berpuasa. Kapan Yesus tidak bersama murid-Nya? Ketika Yesus wafat di kayu salib. Ketika Yesus wafat, kita tandai sebagai Jumat Agung. Pada saat itulah kita berpuasa. Sesudah Yesus bangkit, apakah kita harus berpuasa? Tidak perlu, karena Yesus bersama kembali dengan para murid-Nya dan Yesus mengidentifikasi diri dengan orang-orang miskin, lapar, sakit, dan tersingkirkan. Kita bersama Yesus dalam diri mereka.
  3. Dengan demikian, puasa mengambil bentuk baru dan kreatip, seperti dikatakan nabi Yesaya: “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri” (Yes 58:6-7). (MS)