Kamis 7 Maret 19, Sta Perpetua dan Felisitas, martir, PENDERITAAN: JALAN TOL MENUJU ALLAH
BACAAN
Ul 30:15-20 – “Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk”
Luk 9:22-25 – “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya”
RENUNGAN
- Penderitaan tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Tetapi bila hal itu terjadi, kita cenderung menolak atau melarikan diri. Misalnya ketika kita difitnah oleh orang yang mengaku sahabat. Kita berusaha sekuat tenaga untuk membela diri, bahkan ada yang memperkarakan sampai ke polisi. Yang terjadi adalah balas dendam. Yesus tahu persis bahwa Dia akan ditolak, menderita sengsara, dan mati disalib, namun Ia tidak lari dari kenyataan tersebut. Ia menghadapi dan merangkul penderitaan tersebut dengan cinta yang sangat mendalam. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:13). Hal ini mendapatkan wujud konkret ketika orang tua menyayangi dan mengasihi sepenuhnya anak-anak mereka.
- Bisa jadi kita capai karena kekurangan-kekurangan kita dan akibat yang ditimbulkannya. Bahkan dalam perjuangan mengikuti Kristus, pelan-pelan membuat kita ambruk. Sebenarnya jalan menuju kepada kesempurnaan penuh ganjaran, tetapi memang harus disertai penderitaan. Tetapi hal tersebut tidak masalah, kalau kita mencintai pergulatan itu dan berusaha untuk tidak jatuh lagi. Bahkan kalau kita menyertakan Kristus dalam perjuangan, kita tak pernah akan putus asa. Perjungan itu sendiri sudah menyenangkan hati Kristus. Kristus mengingatkan, bahwa Ia akan menderita, ditolak dan dibunuh, dan setiap orang yang ingin menjadi murid-Nya harus memanggul salibnya dan mengikuti Dia.
- Kemalangan dan kelemahan membuat Rasul Paulus berseru: “Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2Kor 12:10). Hanya melalui penyangkalan diri, pengakuan atas kelemahan-kelemahan kita, melalui keinginan penuh untuk merangkul pencobaan dan penderitaan, kita dapat menunjukkan kekuatan Allah dalam diri kita. (MS)