Rabu 27 Pebr 2019, SEMANGAT BERBELAS KASIH

BACAAN

Sir 4:11-19 – “Orang yang mencintai kebijaksanaan, dicintai oleh Tuhan”
Mrk 9:38-40 – “Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita”

 

RENUNGAN

  1. Seorang rasul muda berkata dengan penuh semangat, “kami cegah orang itu.” Ia menggunakan prinsip: “pukul dulu, bicara kemudian.” Ia bertindak tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan Yesus. Apa yang menggerakkannya? Para murid merasa bahwa kuasa mengusir setan hanya diberikan kepada mereka saja. Alasan kedua, “karena ia bukan pengikut kita” sehingga tidak boleh berbuat atas nama Yesus. Kita mudah mengadili orang lain tanpa mengetahui gambaran sepenuhnya tentang orang tersebut atau kurang mempertimbangan pendapat Yesus lewat firman-Nya.
  2. Dalam menghadapi perbuatan seseorang, Yesus mempunyai wawasan yang lebih dalam. Ia membaca semua tindakan dengan hati yang penuh belas kasih; setiap tindakan Ia lihat dalam terang cinta, misalnya seorang wanita yang menyeka kaki-Nya dengan air mata dan rambutnya. Menurut pendapat umum, si wanita tersebut harusnya dilempari batu sampai mati. Tetapi Yesus menerimanya, mengampuni dan memulihkannya. Demikian juga sikap Yesus terhadap seorang lumpuh yang diturunkan lewat atap, pemungut cukai, orang kusta. Apakah aku mengadili orang lain menurut terang Injil atau serampangan saja?
  3. Yesus memberikan prinsip sederhana tentang penghakiman: “Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita.” “Percayalah semua yang baik yang kau dengar dan hanya percaya kepada yang jahat yang kau lihat.” Hal ini berlawanan dengan kecenderungan kita yang suka mengadili dan membicarakan jeleknya orang lain. Seorang yang baik melihat dengan mata kebaikan. Mengapa kita susah memaafkan kekurangan orang lain? Mengapa kita begitu mudah membicarakan kejelekan orang lain? Kuncinya ada pada hati kita. “Tuhan, ubahlah hatiku menjadi seperti hati-Mu.” (MS)