Selasa Pahing 22 Jan 19, SABAT UNTUK MANUSIA

BACAAN

Ibr 6:10-20 – “Pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman”
Mrk 2:23-28 – “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat”

 

RENUNGAN

  1. Orang-orang Parisi mengkritik para murid Yesus yang memetik gandum pada hari Sabat, karena tindakan tersebut melanggar hukum (Kel 20:8-11). Hidup bersama penduduk Galilea selama 30 tahun, Yesus merasakan betapa mereka sangat tertekan dan terbebani oleh hukum dan peraturan. Maka Yesus memiliki cara pandang baru tentang Hukum Sabat.
  2. Bagi Yesus, Allah adalah Bapa-Nya, dan kita adalah saudara satu sama lain. Semua hukum, termasuk hukum Sabat, diadakan untuk melayani manusia, bukan manusia untuk melayani hari Sabat. Manusia harus lebih diutamakan atas hukum dan peraturan, karena manusia adalah ciptaan yang paling mulia dan bernilai paling tinggi. Hukum dan peraturan tidak boleh membelenggu manusia.
  3. Aturan patut ditaati dan ditepati, jika berorientasi pada kebaikan manusia. Yesus mengkritik orang-orang Parisi karena hanya menekankan larangan-larangan atas hukum Sabat, tetapi mengabaikan maksud Tuhan. Seharusnya Sabat membawa sukacita keselamatan bagi yang menjalankannya, karena Sabat merupakan pernyataan kasih Tuhan kepada ciptaan-Nya. Jika hukum dan peraturan cenderung membelenggu manusia, maka harus diubah. Karena itu , Yesus mengatakan, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.” (MS)