Jumat 11 Jan 2019, KETIKA ALLAH MEMPUNYAI KEHENDAK

BACAAN

1Yoh 5:5-13 – “Kesaksian tentang Anak Allah”
Luk 5:12-16 – “Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta”

 

RENUNGAN

  1. ”Jika Tuhan mau …” Si kusta menghendaki agar Allah bertindak dan menyembuhkannya. Dengan menunjukkan kesabaran, ia siap hidup menurut rencana Allah. Tanpa menyadari masalah dan kekurangannya, menjadi halangan untuk penyembuhan. Banyak orang menghendaki penyembuhan phisik, tetapi mengabaikan penyembuhan jiwa, bahkan mengabaikan Allah. Jiwa harus terlebih dahulu sembuh, baru phisik. Jiwa si kusta yang rendah hati begitu mengesankan Kristus. Dengan rendah hati kita menerima semua pencobaan dan penderitaan dengan rendah hati dan cinta pada Tuhan yang membimbing kita.
  2. Orang kusta menjadi simbol jiwa yang malang yang membutuhkan penebusan. Penyakitnya diyakini sebagai akibat dosa, maka ia mencoba untuk bertobat dan berubah. Tindakan demikian mustahil dilakukan jika ia hanya berpusat pada dosa dan penyakitnya dan tidak mau datang kepada Allah. Campur tangan Allah menggerakkan tangan Kristus untuk menjamah si kusta dengan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Allah menyembuhkan dan mengampuni. Kita harus menyadari dan percaya akan kehendak Allah yang ingin memulihkan keadaan kita, dengan berani membenamkan diri dalam Kristus, mati akan dosa-dosa dan mati akan dunia.
  3. ”Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapa pun juga.” Yesus menghendaki keheningan, tidak semua yang diketahui perlu dikatakan, perlu kehati-hatian. Sebaliknya, kita terlalu banyak bicara, mengunggulkan pengetahuan sebagai ungkapan kesombongan. Kalau kita berbicara harus bermakna dan demi membantu orang lain. Kapan jatidiri Yesus dinyatakan dan tidak disembunyikan lagi? “Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (Yoh 12:32). Hanya dalam penderitaan-Nya, dari Minggu Palem sampai Minggu Paskah, Ia akan menunjukkan siapa diri-Nya. (MS)