Sabtu 15 Des 2018, JALAN KETAATAN

BACAAN

Sirakh 48:1-4.9-11 – “Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mujizatmu”
Mat 17:10-13 – “Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia”

 

RENUNGAN

  1. Orang-orang Yahudi mengharapkan kembalinya Elia yang akan menyiapkan jalan bagi Mesias terjanji. Tetapi mereka mengharapkan dia datang sebagai sosok maha agung, seseorang yang akan menyingkirkan penjajah. Namun mereka gagal mengenali Elia dalam diri Yohanes Pembaptis, yang penuh Roh Kudus, yang mengundang semua orang untuk bertobat agar bisa menerima Kristus, Mesias. Kita juga banyak kali gagal mengenali kehadiran Kristus dalam hidup kita karena kita mencari sesuatu yang lain yang tidak dijanjikan Kristus bagi para pengikut-Nya. Kristus tidak pernah menawarkan jalan yang mudah dan penuh penghiburan.
  2. Mengapa Kristus lahir sebagai bayi lemah di Betlehem? Karena, dengan cara itu, Ia dapat menderita bagi kita untuk menyelamatkan kita. Apa artinya? Hal itu menunjukkan bahwa penderitaan adalah sebuah rahmat yang datang dari Allah. Itulah wujud perhatian Allah yang ingin membentuk kita menjadi serupa dengan Putera-Nya. Salib adalah sumber kesuksesan kita dan bagi tiap orang yang percaya.
  3. Keinginan Kristus untuk memeluk penderitaan muncul dari ketaatan penuh cinta kepada rencana Bapa-Nya, tanpa batas dan tanpa syarat. Ketaatan penuh cinta inilah yang memberi nilai penebusan. Sejak saat kelahiran-Nya di Betlehem, Kristus menunjukan kepada kita apa arti taat dengan penuh cinta. Betlehem merupakan sekolah ketaatan. Di Betlehem, Kristus mengajar kita bahwa hanya ketaatan yang penuh cintalah yang membebaskan, menyelamatkan, dan memperkaya kehidupan. Hanya ketaatan seperti itulah yang menyelamatkan, membebaskan kita dari dosa dan menyenangkan hati Allah. Marilah kita berani memeluk ketaatan salib dalam kehidupan setiap hari, dalam pencobaan, dalam kesulitan hidup kita. Ketaatan yang penuh cinta adalah jalan menuju kesucian, jalan menuju rumah Bapa. (MS)