Sabtu, 17 Nop 2018, MENGANDALKAN ALLAH LEWAT DOA
BACAAN
3Yoh 1:5-8 – “Kita wajib menerima para pelayan jemaat, agar kita boleh mengambil bagian dalam karya mereka untuk kebenaran”
Luk 18:1-8 – “Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya”
RENUNGAN
- Banyak dari antara kita yang bosan berdoa karena tidak melihat hasilnya. Alasannya bisa bermacam ragam, tergantung bagaimana kita memaknai doa. Doa merupakan sebuah anugerah dan berasal dari Roh Kudus. Doa bukanlah mesin atau rumusan mantra. Doa membutuhkan usaha, karena doa merupakan tindakan cinta dan pemberian diri. Doa bekerja ketika kita bertekun dan mengijinkan Allah bertindak. Kadang-kadang kita tidak ingin melihat efeknya. Untuk terus mencari Tuhan dalam doa sudah merupakan hasil yang baik dari doa. Pertanyaannya adalah: apakah kita selalu mengandalkan Allah?
- Jika doa merupakan pemberian diri dan lebih mengandalkan Allah, maka sebuah pertanyaan muncul: bagaimana kita mengerti dan memahami Allah? Kita hanya mengandalkan orang yang sungguh kita percaya, dan kita hanya percaya kepada mereka yang mencintai dan membantu kita. Apakah kita percaya kepada Allah bahwa Ia adalah mahabaik dan penuh kuasa? Apakah kita percaya bahwa Ia selalu memperhatikan kita? Allah adalah Bapa yang penuh cinta. Ia selalu mencinta dan menyelamatkan. Sebagai Bapa yang penuh cinta, Ia menginginkan ketergantungan kita dengan penuh iman; Ia menginginkan kita untuk percaya kepada-Nya.
- Siapa kita di hadapan Tuhan? Kita lebih dari sekedar makhluk ciptaan, lebih dari seorang hamba. Kita adalah anak-anak yang terkasih. Demi kita, Tuhan wafat dan memberi segala sesuatu. Kita adalah yang terpilih bagi Dia untuk mengalami kebahagiaan. Ia telah membebaskan kita dari kegelapan dan perbudakan dosa, sehingga kemuliaan-Nya bersinar di dalam diri kita. Mengapa kita ragu-ragu berdoa? Mari kita menempatkan kepercayaan kita hanya kepada Dia lewat doa. (MS)