Senen Kliwon, 4 Sapar 1952, 22 Okt 2018, KESERAKAHAN DAN KEBAHAGIAAN

BACAAN

Ef 2:1-10 – “Tuhan telah menghidupkan kita bersama dengan Kristus, dan telah memberi kita tempat di surga bersama dengan Dia”
Luk 12:13-21 – “Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. Bagi siapakah nanti apa yang telah kau sediakan itu?”

 

RENUNGAN

  1. ”Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan.” Yesus tidak menyalahkan orang kaya. Yang dikritik Yesus adalah orang yang tamak, serakah, egois, dan abai terhadap orang lain. Orang serakah dan egois, seperti orang kaya dalam kisah Lazarus (Luk 16:20-25), telah kehilangan rasa dan daya untuk terlibat dan berbagi terhadap orang lain yang membutuhkan. Harta kekayaan menjadi tujuan hidupnya dan perhatiannya hanyalah terhadap dirinya sendiri. Kematiannya menjadi akhir dari jiwanya.
  2. Kalau harta kekayaan menjadi tujuan, orang akan berusaha mendapatkannya dengan cara apa pun, dan tidak pernah berpikir usaha itu halal atau haram. Hidup serakah, biasanya diikuti dengan cara-cara tidak terpuji untuk mendapatkan harta kekayaan: korupsi, pungli, suap, mencuri, merampok, bahkan membunuh. Yang dipikirkan hanyalah kepentingan sendiri dan keluarganya.
  3. Apa yang kita miliki adalah pemberian Allah, diberikan kepada kita untuk kebaikan sesama dan tidak untuk kepentingan diri sendiri. Kita disebut sebagai orang kaya, jika kita murah hati, dan memiliki cinta kasih yang tulus. Yang harus kita perluas bukanlah gudang penyimpanan kekayaan atau rekening bank, melainkan hati kita. Apakah yang membuat Anda bahagia? (MS)