Kamis, 20 Sept 2018, Pekan Biasa XXIV, KEKUATAN CINTA YANG MENYEMBUHKAN
BACAAN
1Kor 15:1-11 – “Begitulah kami mengajar dan begitu pulalah kamu mengimani”
Luk 7:36-50 – “Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih”
RENUNGAN
- Keterbukaan pura-pura dan kesombongan rohani. Itulah realitas orang Parisi. Ia mengundang Yesus untuk makan bersama, namun ia mengamat-amati Dia dengan penuh curiga. Ia berdialog dengan Dia, namun menghakimi dan menolak Dia. Simon Parisi setuju bahwa si wanita itu pendosa berat, namun ia sendiri tidak menyadari akan dosa-dosanya yang berakar pada kesombongan. Bukankah kita juga sering seperti Simon Parisi ini?
- Simon Parisi berpikir bahwa dirinya bebas dari dosa, maka ia tidak memerlukan seorang penyelamat. Berbeda dengan wanita tersebut. Ia sadar sebagai pendosa, dan tahu jalan menuju keselamatan, yaitu dalam Sabda dan hidup Yesus. Sabda dan teladan hidup-Nya begitu bergema di dalam hatinya yang mengundangnya untuk bertobat. Inilah kerendahan hati. Mengetahui dan menerima kebenaran Tuhan, membuat wanita tersebut memperoleh keselamatan.
- Perlakuan cinta kasih Tuhan terhadap si wanita dan Simon Parisi menunjukkan keseimbangan yang luar biasa. Tuhan tidak menghendaki hukuman dan sikap acuh tak acuh terhadap orang lain yang dianggap berdosa. Tuhan memberikan pengharapan dan penghiburan terhadap orang berdosa yang bertobat dan mengundang orang sombong untuk bertobat, karena Kristus mati untuk semua orang, yang bertobat maupun orang sombong. Dari sini nampak kebaikan Tuhan. Ia datang untuk menyelamatkan kita semua, asal kita memilih kemurahan hati Tuhan. “Hanya debulah aku …” (MS)