20. PERUTUSAN FAUSTINA
Sejak masih usia belia, 7 tahun, Faustina merasa dipanggil Tuhan untuk masuk biara. Sejak awal masuk biara, Faustina sudah mendapatkan penglihatan dari Tuhan: “Ke tempat inilah Aku memanggilmu, bukan ke tempat lain, dan (di sini) Aku telah mempersiapkan banyak rahmat bagimu” (BHF 19). Setiap perjumpaan dengan Yesus dalam suatu penglihatan, entah itu berupa suara atau gambaran, misalnya, Hosti Kudus, jiwa Faustina selalu mengalami sukacita yang mendalam, walau pun ia sedang mengalami penderitaan yang dahsyat; ia mengalami konsolasi (penghiburan rohani).
- Dalam suatu adorasi, Tuhan Yesus berkata kepada Suster Faustina: “Tulislah segala sesuatu yang engkau pikirkan sehubungan dengan kebaikan-Ku. … lakukanlah seperti yang Kukatakan kepadamu. Pikiran-pikiranmu berpadu dengan pikiran-pikiran-Ku; maka tulislah apa pun yang muncul dalam pikiranmu. Engkau adalah juru tulis kerahiman-Ku. Aku telah memilih engkau untuk tugas ini … Begitulah Aku menghendakinya kendati segala perlawanan yang akan diberikan orang terhadapmu. Ketahuilah bahwa pilihan-Ku tidak akan berubah” (BHF 1605). “… Tugasmu adalah menuliskan segala sesuatu tentang kerahiman-Ku yang Kuberitahukan kepadamu demi manfaat bagi mereka yang dengan membacanya akan diteguhkan jiwanya dan akan memiliki keberanian untuk menghampiri AKu. Oleh karena itu, Aku menghendaki engkau memanfaatkan semua waktu luangmu untuk menulis. … Aku akan mengatur segala sesuatu sedemikian rupa sehingga dengan gampang engkau akan dapat melakukan apa yang Kuminta darimu …” (BHF 1693).
- Suster Faustina sadar betul akan rencana-rencana besar Allah lewat dirinya, sampai ia merasa tidak mampu untuk memenuhinya. Tuhan berkata dalam jiwanya: “Engkau akan menyiapkan dunia untuk kedatangan-Ku yang terakhir” (BHF 429). Dengan perintah Yesus tersebut, dalam keadaan phisik yang sakit dan jiwa yang sangat menderita, ia bekerja keras untuk Allah dan untuk jiwa-jiwa. Ia tidak pernah akan beristirahat dan akan berjuang sampai napas terakhir demi kemuliaan Raja dan Tuhan. Ia tidak akan meletakkan pedangnya sampai Ia memanggilnya menghadap takhta-Nya. Faustina tidak takut akan pukulan-pukulan karena Allah adalah perisainya. Ia telah mengarahkan perjuangannya tepat ke pusat panasnya matahari dan tidak ada suatu pun yang dapat menghambat lajunya (BHF 450).
- “… luka yang ada di dalam Hati-Ku adalah sumber kerahiman yang tak terselami. Dari sumber ini, mengalirlah segala rahmat kepada jiwa-jiwa. … Berbicaralah kepada seluruh dunia tentang kerahiman-Ku” (BHF 1190). “… Aku memberikan kepadamu rahmat sebanyak yang dapat engkau rengkuh. Kalau engkau ingin membuat-Ku bahagia, sering berbicaralah kepada dunia mengenai kerahiman-Ku yang besar dan tak terselami” (BHF 164).
- Pada suatu kesempatan, Yesus berkata: “… Misi dan tugasmu di bumi ini adalah memohon kerahiman bagi seluruh dunia. Tidak satu jiwa pun akan dibenarkan sebelum ia berpaling kepada kerahiman-Ku dengan penuh kepercayaan. … Aku menjadikan engkau pembagi kerahiman-Ku … “ (BHF 570).
- Selanjutnya bacalah nomor-nomor penting: BHF 1074. 1142. 1690. 1160. 1275. 1567.
(Bersambung: KECINTAAN FAUSTINA TERHADAP JIWA-JIWA YANG BERDOSA DAN MALANG).
Ms, 14.6.18