18. IMAM DAN PARA RELIGIUS MERUPAKAN DUA PERMATA BAGI HATI YESUS

Imam memiliki peranan penting dalam Gereja Katolik; tanpa imam tidak akan ada Gereja Katolik. Tugas mereka adalah menjaga dan mengembangkan iman umat serta menuntun mereka ke arah jalan seperti dikehendaki Tuhan. Maka seorang imam mesti memiliki kualitas iman, hidup rohani, moral dan tingkah laku yang baik guna menunjang tugas perutusannya. Demikian juga para religius. Mereka merupakan “dua permata” berharga bagi Hati Yesus, sampai Tuhan minta kepada Suster Faustina untuk menjagai mereka dengan doa, matiraga, puasa, dan kerja keras.

Inilah kata-kata Yesus kepada Suster Faustina: “Engkau dan rekan-rekan sustermu hendaknya menyatukan diri dengan-Ku seerat mungkin; lewat kasih, engkau akan mendamaikan bumi dan surga, engkau akan meredakan murka Allah yang adil, dan akan memohon kerahiman bagi dunia. Aku menempatkan dalam rawatanmu dua permata yang sangat berharga bagi Hati-Ku: yakni jiwa para imam dan jiwa para biarawan/wati. Hendaknya engkau berdoa secara istimewa bagi mereka; mereka akan menjadi kuat kalau engkau merendahkan diri. Engkau akan memadukan doa, puasa, matiraga, kerja keras, dan semua penderitaanmu dengan doa, puasa, matiraga, kerja keras, dan penderitaan-Ku, dan karena itu mereka akan memiliki kekuatan di hadapan Bapa-Ku” (BHF 531).

Tentang martabat imam, Faustina mengatakan: “Oh, betapa tingginya martabat imam, tetapi sekaligus betapa berat tanggung jawabnya!” (BHF 941). Faustina menyadari bahwa Tuhan Yesus sungguh-sungguh melindungi para wakil-Nya di bumi ini. Ikatan Yesus dengan para imam sedemikian erat, dan Yesus membela apa pun yang dikatakan oleh imam dan sering tunduk kepada keinginan-keinginannya (BHF 1240).

Di hadapan imam, suster Faustina harus bersikap seperti anak kecil. Inilah kata-kata Yesus: “Putri-Ku, hendaklah engkau selalu bersikap seperti anak kecil terhadap orang-orang yang menjadi wakil-Ku; kalau tidak, engkau tidak akan memetik manfaat dari rahmat-rahmat yang Kulimpahkan kepadamu lewat mereka” (BHF 1260).

Tuhan Yesus mengajar Faustina ketika mengaku dosa: “Putri-Ku, sama seperti engkau mempersiapkan kehadiran-Ku, demikianlah engkau melakukan pengakuan dosamu di hadapan-Ku. Bagi-Ku, sosok seorang imam hanyalah tirai. Jangan pernah menganalisis imam macam apa yang Aku gunakan; dalam pengakuan dosa, bukalah jiwamu seolah-olah engkau melakukannya kepada-Ku, dan Aku akan memenuhinya dengan terang-Ku” (BHF 1725).

Tetapi tidak semua imam menyenangkan Yesus. Bahkan Yesus mengeluh tentang jiwa-jiwa para religius dan para imam. Inilah keadaan jiwa mereka yang mengecewakan Hati Tuhan: “Pujian itu melukai Hati-Ku sebab cinta sudah diusir dari biara-biara. Jiwa-jiwa itu tanpa cinta dan tanpa akesalehan, jiwa-jiwa itu penuh dengan kesombongan dan kecongkakan, jiwa-jiwa itu penuh dengan tipu muslihat dan kemunafikan, jiwa-jiwa itu suam-suam kuku … Hati-Ku tidak tahan menanggung semua ini. ….” (BHF 1702).

Kesaksian Suster Faustina tentang seorang imam yang ditolak Tuhan: “Aku menjadi tahu bahwa seorang imam tertentu tidak memberikan pengaruh yang besar dalam jiwa-jiwa karena ia hanya memikirkan dirinya sendiri dan karena itu ia selalu sendirian. Rahmat Allah kabur darinya; ia selalu sibuk dengan urusan-urusan lahiriah, yang tidak memiliki arti di mata Allah; dan karena sombong ia membuang-buang waktunya dengan menyibukkan diri mengurusi hal-hal yang tidak ada artinya” (BHF 1720).

19.KATA-KATA KRISTUS TERHADAP PARA IMAM DALAM HAL MENYATAKAN KERAHIMAN TUHAN KHUSUSNYA TERHADAP PARA PENDOSA ( … segera … )