15. JIWA FAUSTINA DALAM KERAGUAN

KERAGUAN KARENA FAKTOR LUAR. Walaupun jiwa suster Faustina sudah sangat menyatu dengan Yesus, ia tetaplah sebagai manusia biasa yang rapuh dan lemah. Keraguan muncul karena tekanan dari luar, terutama dari penghinaan dan perendahan oleh teman-teman suster.

  • Suster Faustina bertanya kepada Yesus: “Yesus, benarkah Engkau ini Allahku atau salah satu jenis hantu? Sebab para Muder Superiorku berkata bahwa semua itu hanya ilusi dan khayalan. Kalau Engkau sungguh Allahku, aku mohon kepada-Mu untuk memberkati aku.” Yesus memberkati dia dengan tanda salib. Ia mengalami kegembiraan dan sukacita (BHF 54).
  • Faustina takut dan ragu ketika harus mengusahakan Pesta Kerahiman dan melukis gambar Yesus Kerahiman. Namun ia sadar bahwa keraguan itu berasal dari luar. Ia minta tanda kepada Tuhan atas keraguannya itu: Jika Tuhan bersatu dengan jiwanya, Faustina minta kepada Tuhan agar seorang anak asrama pergi mengaku dosa. Pada saat itu juga, anak asrama tersebut pergi mengaku dosa (BHF 74). Kemudian Tuhan Yesus bertanya: “Apakah sekarang engkau percaya kepada-Ku?” (BHF 75).
  • Faustina ragu karena rahmat yang diterima dari Yesus dianggap mustahil oleh superiornya. Maka ia berkata langsung kepada Yesus: “Yesus, aku takut akan Diakau; jangan-jangan Engkau semacam hantu!” Yesus selalu meyakinkan Faustina, namun tetap saja ia ragu-ragu. Sesuatu yang sungguh aneh dialami Faustina: “Semakin aku ragu-ragu, semakin jelas Yesus memberikan bukti-bukti kepadaku bahwa semua hal itu datang dari Dia” (BHF 122).
  • Faustina telah kehilangan banyak rahmat karena ia selalu takut tertipu. Dalam suasana batin yang tidak tenang, Yesus berkata kepadanya: “Supaya engkau tenang bahwa Akulah yang meminta semua hal ini darimu, Aku akan memberimu damai yang sedemikian teduh … “ (BHF 143).
  • Ia meragukan tentang kerahiman agung Allah: “Tidak mungkinkah semua yang aku katakan mengenai kerahiman agung Allah itu hanyalah suatu kebohongan atau suatu khayalan …? Tuhan memberi penegasan: “Segala sesuatu yang engkau katakan mengenai kebaikan-Ku adalah benar” (BHF 359).

SIKAP DALAM KERAGUAN. Ketika Faustina berada dalam keraguan jiwa, maka ia selalu datang kepada Yesus agar memberi jalan keluar, bahkan bukti bahwa sebenarnya ia berada dalam jalan yang benar. Dan Yesus selalu memberi jawaban benar terhadap pengalaman Faustina.

Faustina memberikan nasehat dan pengalamannya kepada jiwa yang berada dalam keraguan:

  • “Biarlah jiwa yang bimbang membaca renungan-renungan tentang Kerahiman Ilahi ini dan menjadi percaya” (BHF 949).
  • “Pada saat dirundung keragu-raguan, yakni ketika jiwa menjadi lemah, biarlah ia minta agar Yesus sendiri bertindak” (BHF 1179).
  • “Apabila aku ragu-ragu bagaimana harus bertindak dalam situasi tertentu, aku selalu bertanya kepada Kasih. Kasih memberi nasihat yang paling baik” (BHF 1354).
  • “Untuk menghapus bayang-bayang keragu-raguan yang paling kecil sekali pun dari benakku, aku pergi kepada pembimbing rohaniku” (BHF 1368).

 

(bersambung)