MENJADI SAKSI KRISTUS DI TENGAH KEBENCIAN DAN KEBIADABAN

BACAAN

Kis 20:17-27 – “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah”
Yoh 17:1-11a – “Bapa, permuliakanlah Anak-Mu”

 

RENUNGAN

  1. Doa yang disampaikan Yesus dalam bab 17 ini disebut Doa Imam Agung Yesus, di mana Ia bersyukur kepada Bapa-Nya dan berdoa bagi para murid-Nya. Ia akan meninggalkan dunia dan pergi menuju Bapa, setelah Ia menyelesaikan pekerjaan yang dipercayakan kepada-Nya. Keakraban dan keintiman Yesus terhadap Bapa-Nya nampak dalam setiap kalimat dalam doa-Nya.
  2. Yesus menengadah ke langit dan menyebut Allah sebagai Bapa: “Bapa, telah tiba saatnya.” Bagi Yesus, “saat” yang ditungguh-tunggu telah tiba yaitu Sengsara, Wafat, dan Kebangkitan-Nya. Pada saat itu Yesus dimuliakan, dan Yesus memuliakan Bapa-Nya. Sebagai Anak, Yesus telah menyatakan kehidupan kekal kepada semua orang yang menerima-Nya. Yesus telah menyelesaikan tugas-Nya di dunia ini, maka Ia akan kembali kepada Bapa untuk melengkapi karya kemuliaan.
  3. Karena Yesus tidak akan berada di dunia ini, maka Ia berdoa bagi mereka yang diserahkan Bapa kepada-Nya. Kita masih berada di dunia ini tetapi kita bukan dari dunia ini. Kita berasal dari Yesus, dan kita adalah milik Allah, dan kita adalah tanda-tanda kehadiran Allah di dunia ini. Maka kita diharapkan bersaksi terhadap mereka yang belum percaya bahwa Yesus berasal dari Allah dan bersama Allah.
  4. Bagaimana bersaksi tentang Yesus di tengah kebiadaban teror bom, di tengah orang-orang yang benci kepada Kristus dan pengikut-Nya, di tengah mayoritas orang yang tidak percaya kepada Kristus?

 

MS, 15.5.18