8. HIDUP HANYA MENGANDALKAN ALLAH: “YESUS ENGKAU ANDALANKU” (BHF 47.327.249)
Ungkapan “Hidup hanya mengandalkan Allah” merupakan salah satu jargon iman kita, bahkan seolah-olah mantera bagi para imam, biarawan dan biarawati demi memperkokoh hidup dan panggilan mereka. Suster Faustina telah menjadikannya sebagai kekuatan dalam membangun relasi dengan Tuhan.
Karena hidup Faustina sangat bergantung pada Allah, maka ia bisa mengatakan: “ … tanpa Engkau segala usahaku akan sia-sia … tanpa Engkau aku tidak dapat hidup. … aku berserah pada samudra kerahiman-Mu karena aku tahu bahwa harapanku tidak akan dikecewakan” (BHF 69).
Walaupun Faustina tidak memahami Allah dan cara kerja-Nya, ia tetap mengandalkan Allah: “ O Tuhan, meskipun aku tidak dapat memahami Engkau dan tidak memahami cara Engkau berkarya, bagaimana pun aku mengandalkan kerahiman-Mu. Hanya satu hal yang aku minta dari-Mu, ya Yesus, jangan biarkan aku menyakiti Engkau dengan cara apa pun” (BHF 73).
Faustina mengatakan: Yesus, Engkau andalanku; aku percaya akan samudra kerahiman-Mu. Engkau adalah seorang Ibu bagiku” (BHF 249). Karaena begitu mengandalkan kerahiman Allah, ia berani berkata: “Allah adalah Bapa-ku; oleh karena itu aku, anak-Nya, memiliki hak untuk minta apa saja kepada Hati Ilahi-Nya; dan semakin pekat kegelapanku, akan semakin penuhlah harapanku” (BHF 357).
Faustina heran dan tidak bisa memahami mengapa orang tidak mengandalkan Allah yang dapat mengerjakan segala sesuatu. Faustina mengatakan: “Bersama Dia, segala sesuatu mungkin; tanpa Dia, segala sesuatu mustahil. Ia Tuhan, Ia tidak akan membiarkan orang yang menaruh seluruh harapan pada-Nya dikecewakan” (358).
Tuhan Yesus berkata kepada Faustina: “ … Yang paling menyenangkan Hati-Ku adalah jiwa yang dengan teguh percaya akan kebaikan-Ku dan sepenuhnya mengandalkan Aku. Aku menumpahkan kepercayaan-Ku padanya dan memberikan kepadanya semua yang ia minta” (BHF 453).
Tuhan Yesus bercakap-cakap dengan jiwa (Faustina) yang sedang mengalami penderitaan yang dahsyat. Pada akhir percakapan tersebut, Tuhan berkata: “Anak-Ku, buatlah niat untuk tidak pernah mengandalkan manusia. Percayakanlah dirimu sepenuhnya kepada kehendak-Ku, dengan berkata, ‘Terjadilah padaku, o Allah, bukan seperti yang kukehendaki tetapi seperti yang Kaukehendaki.” (BHF 1487).
Marilah mohon rahmat Tuhan agar kita benar-benar mengandalkan Allah, percaya seutuhnya pada penyelenggaraan-Nya yang tidak pernah akan mengecewakan kita.
Nomor berikutnya (9): PENDERITAAN FAUSTINA