7. PEMERIKSAAN BATIN

Pemeriksaan batin menjadi kunci untuk kemajuan rohani. Dalam doa malam, selalu ada saat pemeriksaan batin. Kita di ajak untuk memeriksa perjalanan hidup kita selama sehari yang lalu, apakah kita telah jatuh ke dalam dosa lewat pikiran, kata-kata atau tindakan yang tidak berkenan di hati Allah. Namun dalam prakteknya, pemeriksaan batin dibuat secara terburu-buru dan tidak cermat, bahkan hanya sebagai formalitas saja. Bahkan di dalam biara plun prakteknya demikian. Maka hasilnya pun tidak nampak, tidak ada kemajuan rohani, bahkan tidak ada perkembangan hidup.

Suster Faustina menjadikan pemeriksaan batin sebagai senjata ampuh untuk melawan setan dan semakin peka terhadap kehendak Allah. Ia membuat pemeriksaan batin setiap hari dengan menghitung kegagalan dan keberhasilan dalam menjalani kehendak Allah. Ia juga membuat pemeriksaan batin mingguan dan bulanan. Dari situ Sr. Faustina menjadi semakin peka akan dosa dan peka terhadap kehendak Allah.

Suster Faustina membuat pemeriksaan batin secara tertulis dalam Kartu Pemeriksaan Batin. Salah satu contoh, ia membuat pemeriksaan batin tentang keheningan. Setiap bulan ia merangkum hasilnya: berhasil berapa kali, gagal berapa kali, kemudian setiap rangkuman diakhiri dengan doa seruan kepada Allah (BHF 162).

Suster Faustina, atas perintah pembimbing rohaninya, membuat pemeriksaan batin terhadap kelekatan kepada suatu benda atau ciptaan tertentu, atau bahkan kepada dirinya sendiri. Ia juga membuat pemeriksaan batin tentang obrolan yang sia-sia. Bagi Faustina, pemeriksaan batin menjadi teramat penting karena “Allah itu cemburu akan hati kita dan Ia amenghendaki agar kita hanya mengasihi Dia” (BHF 337).

Suster Fausatina juga membuat pemeriksaan batin khusus untuk penyangkalan diri, meliputi penyangkalan akal budi, penyangkalan kehendak, penyangkalan keputusan sendiri dan penyangkalan lidah (BHF 375).

Demi mendamaikan jiwa-jiwa ayang berdosa, Faustina minta kepada pembimbing rohani, agar boleh mengubah cara pemeriksaan batin. Atas ijin pembimbing rohani, Faustina, dengan ujud murni, memberi penyilihan bagi para pendosa yang malang. Ujud ini membuat Faustina semakin menyatu dengan Allah, menyempurnakan kegiatan-kegiatannya yang ia lakukan bagi jiwa-jiwa yang tak dapat mati. Semua itu mendamaikan jiwa-jiwa yang berdosa dengan Allah (BHF 619).
Apakah Anda masih melakukan pemeriksaan batin setiap hari secara teliti dan sungguh-sungguh, dalam suasana hening dan doa?

Selanjutnya nomor 8 – HIDUP MENGANDALKAN ALLAH

 

M. Sriyanto