4. Dosa Menghempaskan Yesus Dari Jiwa-jiwa Yang Melakukan Berdosa

Dosa menyebabkan relasi kita dengan sesama dan dengan Allah terganggu, bahkan dosa menyebabkan putusnya sebuah relasi. Bila terjadi demikian maka tujuan hidup kita akan terbelokkan oleh dosa-dosa kita.
Faustina yang diberi rahmat untuk mengenal dirinya sendiri, menyadari dosa-dosa dalam dirinya. Dosa dan kesalahannya yang utama adalah kesombongan yang berbentuk sikap menutup diri dan sikap tidak sederhana dalam hubungannya dengan Muder Superior (BHF 274), “Kadang-kadang aku berbicara terlalu banyak” (274), pelanggaran-pelanggaran kecil terhadap peraturan (306).
Faustina juga melihat dosa-dosa dari teman-temannya yang sangat menyakiti hati Yesus, antara lain: iri hati (633), melukai dengan kata-kata (695), melecehkan Allah dan tidak mau menerima kerahiman-Nya (1274).
Bagaimana Faustina berhadapan dengan dosa-dosa? Ketika Tuhan Yesus berkata kepada Faustina: “hari ini banyak jiwa telah menghempaskan Aku keluar dari hati mereka,” Faustina mengalami penderitaan hebat sampai mau mati rasanya. Ia berusaha menghibur Tuhan dengan mempersembahkan kepada-Nya kasih seribu kali lebih. Bagi Faustina, dosa adalah suatu kejijikan yang luar biasa (866.1181), dosa sungguh mengerikan, sangat keji menyiksa jiwa Yesus. Bagi Faustina, ia lebih senang menderita seribu neraka daripada melakukan dosa ringan yang paling ringan sekali pun (1016). Tuhan Yesus memperlihatkan kepadanya betapa jahatnya dosa. Faustina merasakan kejijikan yang besar bahkan terhadap dosa yang paling ringan sekali pun (1334).

 

Refleksi

Apa sikap kita ketika melakukan dosa (dosa apa pun)? Banyak orang cuek terhadap dosa, bahkan mengatakan: itu urusan nanti dengan Tuhan. Kesadaran akan dosa semakin menipis. Hal ini juga mengatakan bahwa kesadaran akan Tuhan juga menipis. Yang harus kita sadari adalah bahwa dosa apa pun yang kita buat akan membawa kehidupan kita terbelenggu, macet tidak bisa jalan. Dengan demikian kita tidak akan sampai kepada Tujuan hidup kita, yaitu selamat dan mulia bersama Allah. Bagi kita yang mengandalkan Allah masih ada harapan, betapa pun besarnya dosa-dosa kita.
Nomor berikutnya (5): Datang kepada Allah dan membenamkan diri dalam kerahiman-Nya yang tanpa batas.

 

MSri – 27.4.18