AKULAH ROTI HIDUP

BACAAN

Kis 7:51-8:1a – “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku”
Yoh 6:30-35 – “Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga”

 

RENUNGAN

  1. Orang banyak yang menyaksikan penggandaan lima roti dan dua ikan, masih minta sebuah tanda. Hal ini menyatakan bahwa penggandaan roti tak punya makna apa pun bagi mereka. Mereka memahami apa yang dibuat oleh Yesus hanya sampai pada kulitnya saja.
  2. Mereka berkeyakinan bahwa ketika Mesias datang, ia akan memberikan manna terus menerus yang menurut mereka disembunyikan oleh nabi Elia. Padahal, bagi Yesus, manna di padang gurun hanya memberi makanan kepada tubuh, tetapi tidak memberi makanan apa pun kepada roh.
  3. Atas permintaan mereka, Yesus menegaskan: “Akulah Roti Hidup!” Kata “Aku” mengingatkan kembali pewahyuan Allah kepada Musa dalam semak yang terbakar (Kel 3:14 ss). Dengan demikian Yesus mengidentifikasi diri dengan Allah. Yesus berkata: “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Yesus begitu berkuasa seperti Allah memberi manna di padang gurun.
  4. Untuk bisa makan Roti Hidup, kita harus meresap masuk dalam hidup Yesus, menghunjam ke dalam Firman yang disampaikan kepada kita melalui Kitab Suci, menjadikan Jalan hidup-Nya menjadi jalan hidup kita.
  5. Setiap hari Gereja menghadirkan Roti Hidup, Tubuh dan Darah Kristus, dalam perayaan Ekaristi (Misa). Makanan dan minuman rohani ini mengenyangkan jiwa, memperolehkan kekuatan yang menyelamatkan karena persatuan kita dengan Kristus. Bagaimana jadinya kalau ibadat (Misa) hari Minggu tidak ada Ekaristi (Komuni Suci)?

 

Selasa, 17.4.18 – MS