HUKUM ALLAH: BELAS KASIH DAN KEADILAN

BACAAN

1Raj 8:22-23.27-30 – “Engkau telah bersabda: ‘Nama-Ku akan tinggal di sana.’ Dengarkanlah permohonan umat-Mu Israel”
Mrk 7:1-13 – “Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia”

 

RENUNGAN

  1. Para ahli Kitab dan orang-orang Parisi, yang khusus datang dari Yerusalem, mengkritik tingkah laku para murid Yesus, karena mereka melanggar aturan tentang kesucian: “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?” Yesus balik mengkritik mereka. Ia mengutip nabi Yesaya: “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia” (Yes 29:13).
  2. Orang-orang Parisi memaksakan hukum dan peraturan, tetapi mengosongkan (menghilangkan) isinya. Yang penting taat pada hukum, lainnya tidak perlu. Yesus mengambil contoh konkret tentang menghormati orang tua. Ketika orang sudah mempersembahkan persembahan berupa harta kepada Allah, maka tidak ada kewajiban lagi untuk membantu orang tuanya, walaupun orang tuanya sakit. Bagi orang Parisi: hukum dan peraturan di atas segalanya; hukum dan peraturan telah menjadi Tuhan mereka.
  3. Pesan bagi kita: a) Membersihkan bagian luar saja tidak berguna, ketika hati kita tetap kotor dan najis. Ke gereja saja tidak berguna kalau kita tidak mau bertobat dan tetap membenci, marah dan balas dendam. Jangan sampai kita menjadi orang munafik. b) Penyucian harus datang dari dalam: “Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya” (Mrk 7:15). Hal ini berarti butuh keberanian untuk mengubah secara radikal cara hidup lama menjadi cara hidup baru dalam Kristus. c) Hukum yang harus kita ikuti hanyalah hukum Allah, yaitu belas kasih dan keadilan.

 

Selasa, 6 Pebruari 2018 – M. Sriyanto