SABDA, Rabu, 20-12-2017 FIAT MIHI SECUNDUM VERBUM TUUM
BACAAN
Yes 7:10-14 – “Seorang perempuan muda akan mengandung”
Luk 1:26-38 – “Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki”
RENUNGAN
- Kunjungan malaikat kepada Maria mengingatkan kita atas kunjungan Allah kepada beberapa wanita dalam Perjanjian Lama: Sarah, ibu Isaak (Kej 18:9-15), Anna, ibu Samuel (1 Sam 1:9-18), dan ibu Samson (Hak 13:2-5). Mereka akan melahirkan seorang anak laki-laki untuk melaksanakan rencana Allah.
- Percakapan dimulai dengan ungkapan “pada bulan keenam.” Hal tersebut merupakan usia kandungan Elisabet yang sudah enam bulan. Malaikat berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Kata-kata yang sama diucapkan kepada Musa (Kel 3:12), kepada Yeremia (Yer 1:8), kepada Gideon (Hak 6:12). Maria terkejut dengan salam itu.
- Malaikat menjawab: “Jangan takut!” Pesan Yesus selalu mengulang-ulang kata “jangan takut!” Segera malaikat mengingatkan akan janji-janji Allah di masa lalu yang akan dipenuhi oleh Anak yang akan dilahirkan. Ia akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi dan di dalam Dia Kerajaan Allah akan terlaksana. Dengan keterangan malaikat ini, menjadikan Maria tidak takut.
- Maria sadar akan tugas perutusan yang ia terima. Secara manusiawi, hal tersebut tidak mungkin, seperti diungkapkan Maria: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Malaikat menerangkan bahwa Roh Kudus akan mampu mewujudkan hal-hal yang menurut manusia tidak mungkin. Inilah mengapa anak yang akan dilahirkan oleh Maria akan disebut Anak Allah. Mukjijat tersebut juga terjadi di dalam diri Elisabeth: “Sesungguhnya, Elisabeth, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu, sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
- Jawaban malaikat menjernihkan segala sesuatu bagi Maria, dan ia pasrah: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Maria menyebut diri seorang hamba, Hamba Allah; pelayanan bagi orang lain. Di kemudian hari, Yesus menegaskan tugas perutusan-Nya sebagai sebuah pelayanan: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” (Mat 20:28). Ia belajar dari ibunya.
- Kita memetik pesan apa dari Injil hari ini?
(MS)