SABDA, Kamis 23-11-2017, YESUS MENANGISI YERUSALEM
BACAAN
1Mak 2:15-29 –“Kami akan mentaati hukum nenek moyang kami”
Luk 19:41-44 – “Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!”
RENUNGAN
- Injil hari ini menyatakan kepada kita bahwa Yesus menangisi Yerusalem dan Ia bernubuat tentang kehancuran kota tersebut. Yerusalem menjadi tempat tindakan Yesus yang paling besar, yaitu Sengsara, Wafat dan Kebangkitan. Dari Yerusalem juga akan muncul komunitas orang beriman yang dibangun atas nama-Nya. Mereka ditugasi untuk melanjutkan pekerjaan yang telah Ia mulai.
- Ay 41-42 – Ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya dan berkata: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.” Yesus menangis, karena Ia begitu mengasihi tanah air-Nya, orang-orang-Nya, ibu kota dan Bait Allah. Ia menangis, karena Ia tahu bahwa segala sesuatu akan dihancurkan karena kesalahan bangsa-Nya yang tidak menyadari panggilan Allah lewat kehadiran dan pelayanan-Nya. Umat Israel tidak menyadari jalan menuju Damai; kehadiran Yesus tersembunyi bagi mereka. Allah “murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman” (Rom 2:8). Yesus kecewa dengan perbuatan Israel: “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu. Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu … tetapi kamu tidak mau” (Lk 13:34).
- Ay 43-44 – Yesus melukiskan apa yang akan terjadi dengan Yerusalem. Ia menggunakan gambaran tentang perang yang sudah biasa pada waktu itu, ketika sebuah pasukan menyerang sebuah kota. Mereka membunuh para penduduknya dan menghancurkan secara total tembok-tembok kota dan semua rumah. Kejadian tersebut pernah dialami Yerusalem ketika diserang oleh Nebukadnezar. Pasukan Romawi menggunakan cara tersebut terhadap kota-kota yang memberontak, dan hal inilah yang akan terjadi lagi 40 tahun kemudian terhadap Yerusalem. Sungguh terjadi, tahun 70 Yerusalem dikepung dan diserang oleh tentara Romawi. Segala sesuatu yang ada dihancurkan. Apa yang dikatakan Yesus harus menjadi peringatan yang sangat serius bagi semua orang yang menolak Kabar Gembira. Mereka harus mendengarkan peringatan terakhir dari Yesus, “engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat Engkau.”
- Bait Allah Yerusalem telah hancur dan, sebagai gantinya, Yesus adalah Bait Allah Baru tempat kita menyembah. Bagi kita, tidak ada tempat khusus yang suci, selain Yesus, walaupun ada beberapa tempat yang mempunyai arti bagi kita. Bukan basilika St. Petrus di Roma, bukan gereja-gereja megah yang menentukan identitas kita sebagai orang beriman, melainkan kesatuan kita dengan Kristus dan kedekatan kita dengan saudara-saudari yang lain.
(MS)