SABDA, Kamis 9-11-2017, KITA ADALAH BAIT SUCI ALLAH, DI MANA ROH ALLAH BERSEMAYAM
BACAAN
Yeh 47:1-2.8-9.12 – “Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup”
1Kor 3:9b-11.16-17 – “Kamu adalah tempat kediaman Allah”
Yoh 2:13-22 – “Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri”
RENUNGAN
- Hari ini Gereja Semesta memperingati pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran yang merupakan gereja Katedral untuk Uskup Roma yang sekaligus menjabat sebagai Paus. Gereja Basilik Lateran juga disebut “induk semua gereja.” Sekarang gereja tersebut bernama Gereja St. Yohanes Lateran. Dalam peringatan hari ini kita hendak mengungkapkan kesatuan kita dengan Uskup di Roma, yang sekaligus menjabat sebagai Paus, pemersatu seluruh Gereja dalam cinta kasih Kristus. Pemberkatan Gereja Lateran juga merupakan peringatan akan kemerdekaan dan perdamaian setiap umat beriman.
- Paskah Yahudi sudah dekat dan Yesus berangkat ke Yerusalem untuk memenuhi Hukum. Ketika Ia sampai di Bait Allah, didapati-Nya Bait Allah menjadi tempat berdagang dan tempat maksiat, bukan lagi tempat menyembah Allah. Ia bertindak dengan tegas: “mengusir mereka semua dari Bait Suci … jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Tindakan Yesus ini, oleh orang-orang Parisi, dianggap sangat berbahaya bagi Bait Suci dan umat Israel, karena Bait Suci menjadi identitas bangsa Yahudi. Merusak Bait Suci berarti merusak bangsa Israel.
- Dengan tindakan-Nya yang tegas tersebut, Yesus menempatkan diri sebagai Anak Allah. Kehadiran-Nya mewakili Allah di dunia ini. Dengan tindakan-Nya tersebut, Yesus ingin mengembalikan fungsi Bait Allah, yaitu menjadi tanda di mana Allah tinggal bersama umat-Nya.
- Para murid menjadi ingat akan kata-kata Mazmur: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku” (Mz 69:10). Orang-orang Yahudi menantang Yesus: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawaban Yesus semakin membuat mereka marah: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Yesus tidak memberi tanda atau mukjijat seperti yang mereka minta, selain Kematian dan Kebangkitan-Nya sendiri. Dengan tanda tersebut, Yesus dengan resmi menggantikan Bait Allah dengan diri-Nya sendiri. Kehadiran-Nya di tengah-tengah manusia, cinta kasih-Nya yang total, kematian dan kebangkitan-Nya, menjadikan Dia satu-satunya Bait Allah; Bait Allah yang Baru, tempat Allah hadir dan umat manusia menyembah.
- Karena Pembaptisan, kita diidentifikasi dengan Kristus. Dengan demikian kita juga sebagai Bait Allah, di mana Roh Kudus bersemayam, seperti kata Paulus: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor 3:16). Lagi pula seluruh Umat Allah membentuk sebuah bait yang kudus, dan masing-masing orang beriman adalah sebuah batu yang hidup, dengan Yesus sendiri sebagai batu penjuru
(MS)