SABDA, Jumat 3-11-2017, PILIH SABAT ATAU KRISTUS?

BACAAN

Rom 9:1-5 – “Aku rela terkutuk demi saudara-saudaraku”
Luk 14:1-6 – “Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik keluar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?”

 

RENUNGAN

  1. Injil hari ini berupa sebuah diskusi antara Yesus dengan orang-orang Parisi dalam perjalanan-Nya dari Galilea menuju Yerusalem.
  2. Ay 1 – Pada hari Sabat, Yesus diundang makan oleh salah seorang pemimpin dari orang-orang Parisi. Banyak kali Yesus diundang oleh orang-orang Parisi untuk makan besama. Alasan mengundang Yesus, tidak untuk mendengarkan pengajaran Yesus, melainkan untuk mengamat-amati apakah Dia menepati peraturan dan hukum, sehingga mereka bisa menjebak Dia.
  3. Ay 3 – Situasi yang membuat Yesus bertindak. Tidak diceritakan bagaimana orang yang busung air masuk ke dalam rumah pemimpin orang Parisi itu. Tetapi jika ia berada di depan Yesus, karena ia ingin disembuhkan. Orang-orang Parisi itu mengamat-amati Yesus, karena pada hari itu adalah hari Sabat, dan dilarang menyembuhkan.
  4. Ay 3 – Yesus bertanya kepada para ahli Kitab dan orang-orang Parisi. “Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?” Yesus bertanya kaena di hadapan mereka ada orang yang sakit busung air yang minta disembuhkan saat itu juga. Mereka diam tidak menanggapi.
  5. Ay 4-6 – Maka Yesus memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi. Yesus menerangkan alasan mengapa Ia menyembuhkan dengan pertanyaan: “Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?” Dengan pertanyaan ini Yesus menunjukkan ketidak-konsistenan para ahli kitab dan orang-orang Parisi. Kalau satu di antara mereka tidak memiliki masalah pada hari Sabat untuk membantu anaknya atau bahkan lembunya, maka Yesus juga memiliki hak membantu orang yang busung air itu. Orang-orang Parisi tidak sanggup membantahnya, karena tidak ada argumen yang dapat melawannya.
  6. Yesus memiliki kemerdekaan bertindak, walaupun diamat-amati. Ia berani mematahkan peraturan-peraturan yang membelenggu. “Kasihilah sesamamu” jauh lebih penting daripada hukum Sabat.

 

(MS)